Rabu, 23 Februari 2011

Barito Bergoyang

 
Doraemon as The host
Laporan pagi langsung dari TKP (tempat kejadian perkara) dimulai dari bangun jam 04.00 WITA. Sepagi ini terbangun apa lagi kalau bukan karena teman saya yang menelpon untuk bersiap-siap ke suatu tempat yang sering saya liat saat iklan RCTI (tv swasta). Mungkin kamu juga sering melihat komersial break RCTI yang menampilkan tanyangan Pasar Terapung. Nah kesitulah saya akan menuju pagi-pagi buta seperti ini.  Perjalanan yang akan saya tempuh kali ini cukup unik karena mengkombinasikan jalan darat dan jalan air. Berangkat dari rumah menuju dermaga, saya mengendarai kendaraan roda dua (motor) yang menghabiskan waktu sekitar 15 menit karena rumah saya berada dibatas kota Banjarmasin. Kapal yang akan saya tumpangi ngetam di dermaga depan kantor Walikota Banjarmasin maka tentu saja saya harus memarkir motor ini didekat dermaga tersebut. *Untuk lebih amannya, parkirlah kendaraan didalam tempat parkir hotel dan beritahu receptionistnya bahwa kamu menitipkan motor kamu disana. Tidak perlu khawatir karena itu diperbolehkan kok disini.  Sebenarnya ada banyak dermaga yang bisa menjadi tempat start maupun finish perjalan kamu menggunakan klotok ini nanti sesuai kesepakatan saja dimana tempat bertemu dengan bapak nahkodanya yang lebih enak itu bagi kamu yang menyewa klotok tersebut.
Sebenarnya menyewa klotok bagi wisatawan seperti saya itu adalah pilihan mutlak karena tidak ada trayek kapal yang akan membawa orang-orang dari kota ke Lok Baintan. Menyewa kapal ini bisa menghabiskan biaya 150.000-250.000 rph untuk kurang lebih 10 orang sepanjang trip.  Cara lebih murah lainnya adalah berkendara darat hingga ke Daerah sekitar sungai Barito kemudia menyebrang menggunakan transportasi umum kelotok menuju Lok Baintan.
Sunrise di Sungai Barito
 Sepanjang perjalanan air menyusuri Sungai Martapura ini saya benar-benar disuguhi cara hidup khas Banjarmasin. Masyarakat sungai dengan pola hidup yang benar-benar menyatu dengan sungai mereka. Semua itu bisa di lihat dari bentuk rumah khas Banjarmasin. Berbeda dengan rumah khas Kalteng yang bentuknya rumah panggung dengan tinggi panggung sekitar 50cm dari tanah (rumah kalteng dibangun diatas rawa), rumah panggung orang Banjarmasin benar-benar 90-100% bagian rumahnya dibangun diatas sungai. Bahkan ada beberapa rumah yang memiliki pintu utama dua, satuny bisa dimasukin lewat darat dan satunya bisa dilewati bagi mereka yang datang dari sungai.
Pasar diatas Jembatan di anak sungai Martapura
Tidak hanya itu saja, pasar yang dibangun diatas sungai pun memiliki dua pintu masuk pasar yang mengarah ke daratan dan ke sungai. Tidak hanya bentukan rumah saja, hampir sebagian besar orang-orang yang tinggal dipinggir bantaran sungai ini melakukan aktifitas pagi mereka seperti mencuci, mandi, merajut jala dan lain-lain dipinggir sungai. Jangan salah sangka, cewek yang mandi dipinggir sungai ini rata-rata kulitnya putih dan mulus (mau foto tapi ntar dituntut pasal pornografi lagi saya, mending datang dan buktikan sendiri aja ;P)
Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit akhirnya sampai juga saya di Sungai Barito. Kalau disungai martapura saya bisa melihat pemandangan kehidupan normal masyarakat Banjarmasin bantaran sungai, maka di sungai Barito rasanya benar-benar seperti sedang berada di lautan. Sungainya benar-benar lebar sehingga pemandangan berganti dengan kapal-kapal tongkang dan kapal barang. Kalau sungai Martapura dikenal sebagai sungai terpanjang di Banjarmasin maka sungai Barito adalah sungai terlebar di Banjarmasin. 
Kapal barang di Sungai Barito
Tidak jauh setelah keluar dari mulut sungai Martapura ke Barito, saya telah sampai di daerah pinggir sungai yang dinamakan Lok Baintan. Ada dua pemandangan yang bisa kita saksikan disini. Pemandangan pertama adalah tempat pemotongan kayu dipinggir sungai beserta kayu-kayu kelontongan yang diikat dan dibiarkan mengapung-mengapung dipinggir sungai. Nampaknya ini masih menunjukkan betapa bisnis kayu pernah sangat berkuasa di Kalimantan ini dengan melihat banyaknya pabrik pemotongan kayu disepanjang pinggir sungai.
Pabrik Pemotongan Kayu Bantaran Sungai Barito
Suasana Pasar Terapung udh kyak RCTI ok blum *wink
Pemandangan kedua sekaligus pemandangan utama yang saya nikmati disini tentu saja pemandangan pasar terapung. Kita bisa melihat banyak pedangang yang membawa barang dagangan mereka di dalam perahu bukan di dalam kios seperti yang biasanya saya lihat di pasar tradisional. Para pedaganan akan mendatangi klotok yang saya tumpangi untuk menawarkan dagangan mereka, kebanyakan sih menawarkan sayur-sayuran dan buah-buahan. Saya kurang tertarik membeli buah dipasar apalagi buah jeruk untuk dijadikan sarapan. Setelah melihat-lihat kayaknya saya harus mencoba untuk merasakan gimana rasanya nongkrong diatas klotok sambil minum-minum teh dan makan kue. Tertujulah mata saya kepada satu perahu yang mengapung-ngapung dengan berbagai jenis kue tradisional dan botol-botol minuman. Saat klotok saya merapat ke perahu bapak tersebut, ternyata kita harus mengikatkan tali diperahu supaya perahu tetap berdekatan walaupun ada ombak.


Memancing Kue dari Kelotok sebelah
Jangan dipikir makan kue dan minum air hangat di tengah sungai yang dikelilingi kapal tongkang dan kapal barang itu gampang. Cara ambil kue dari kapal sebelah aja mesti ambil sendiri pake tongkat yang diaksi paku ujungnya agar kita bisa mencungkil salah satu kue itu. Karena belum terbiasa dan ombak lagi agak tinggi, saya benar-benar harus bersusah payah untuk mendapatkan satu potong kue saja. Serasa bermain games didunia hiburan untuk memenangkan boneka Teddy Bear. Tidak hanya mencoba merasakan café ditengah sungai, tidak afdol rasanya kalau tidak merasakan makan berat direstoran perahu. Perjalanan berikutnya, klotok mulai menjauhi café perahu dan menuju restoran perahu yang memiliki warna yang benar-benar mencolok. Dari namanya saja, restoran ini sudah eye catching “Goyang Terapung” goyang makannya, goyang lidahnya, goyang perutnya..tarikkkk mang :D. Di rumah makan ini, terdapat beberapa makanan yang berkuah seperti soto Banjar, yang tidak afdollah rasanya kalau tidak dirasakan langsung di Banjarmasin.
Rumah makan diatas sungai Barito
Makan bergoyang
 Dengan berakhirnya makan pagi yang berat ini maka berakhir pula trip Pasar Terapung Banjarmasin kita kali ini. Benar-benar pengalaman perjalanan pagi yang menyenangkan, I like borneo with it’s beautiful river. Meskipun airnya cokelat (karena tanah) sungai Barito ini lebih bersih daripada sungai Martapura yang dikelilingin rumah warga. Ini membuktikan bahwa terkadang musuh alam itu adalah manusia itu sendiri. Sebelum air sungai ini jadi hitam, lebih baik cokelat-cokelat gimanaaa gtu *wink.

Selasa, 22 Februari 2011

Martapura, Afrika kedua


dibawah monumen tengah alun-alun
 Air Laut Rasanya Asin,
Rasa payau Air Muara.
Kalau saudara ke Banjarmasin, 
Mampir dululah di Martapura.



Hahahaaha aye sekali pantun saya. Yup sesuai dengan pantunnya perjalanan saya berikutnya adalah Kalimantan Selatan.  Di Kalimantan Selatan ini saya datang dalam rangka kerja jadi walaupun punya waktu 2 bulan untuk tinggal disana, namun tidak semua tempat menarik  bisa saya kunjungi.  Tapi paling tidak ada dua tempat wisata khas Kalimantan Selatan yang telah saya kunjungi. Tempat pertama adalah kota Martapura.  Hal yang paling menarik di kota ini adalah batuan alamnya yang dibuat menjadi perhiasan-perhiasan. Untuk mencapai kota ini, perjalanan darat menggunakan mobil hanya menghabiskan waktu sekitar satu jam dari pusat kota atau 30 menit dari bandara Syamsuddin Noor.
Lobby Depan Pasar Kerajinan Batu Mulia
 Bagi perempuan, pasti matanya udah keseleo gara-gara mondar mandir melihat bebatuan, gelang, cincin kalung yang harganya dimulai dari 12.000 rph sampai yang harganya 100.000.000,++ rph. Paling tidak itu yang saya alami disana. Niatnya kesana sih nemenin temen saya yang mau membelikan ibunya batuan mulia (safir seharga 900.000,++) tapi apa mau dikata serasa semua bebatuan yang harganya 12.000 rph -100.000 rph itu serasa memanggil dan berontak untuk dibeli (ok ok…nampaknya sudah terlalu berlebihan…hihihih padalah yang saya rasakan disana lebih dari itu). * Untuk batuan biasa yang harganya 50.000-100.000 rph kita bisa diberikan diskon sekitar 10% kalo pembelian kita diatas 500.000% kalau untuk pembelian jutaaa itu masih nego minta saja dengan yang empunya supaya bisa dipotong harga sekitar 10-15%.  Selain masalah harga, waktu berbelanja pun perlu diperhatikan karena semua toko kerajinan batuan disini akan tutup pada jam 05.00 sore. Menurut referensi beberapa orang, untuk batu mulia akan lebih murah di toko perhiasan Kalimantan (dibawah tangga lobby utama) sedangkan untuk perhiasan batuan biasa lainnya ada baiknya kamu survey dulu disekitar area kerajinan ini karena katanya banyak yang lebih murah. 
Berbagai Jenis Hasil Olahan Batu Alam
Hal yang menarik lainnya dari kota Martapura ini adalah alun-alun kotanya yang dihiasi dengan huruf kaligrafi. Kalau aceh itu serambi Mekkah, martapura juga merupakan kota dengan 1000 mesjid. Islam di kota Martapura ini tidak hanya sebagai agama tapi dimasukkan kedalam unsur budaya. Demikianlah laporan singkat tentang salah satu kota yang harus dikunjungi saat ke Kalimantan Selatan*wink....met berbelanja yow
Gerbang masuk pasar kerajinan yang ada kaligrafinya


tiang di alun-alu kota juga ada kaligrafinya


Minggu, 20 Februari 2011

Pantai Wisata Galesong Utara


Selamat datang di Pantai Wisata Galut (singkatan dari galesong utara), ini tempat wisata pertama yang saya ceritakan yang berasal dari  kampung halaman saya di Sulawesi Selatan.  Tempat wisata ini berupa resort dipinggir pantai Galesong, Takalar. Pada saat saya berkunjung, umur resort ini belum terlalu lama sehingga bisa dipastikan sistem dan fasilitas pendukung yang akan saya nikmati nanti tentu saja masih memenuhi standar kualitas yang baik dan semoga saja akan selalu lebih baik. Resort wisata pantai ini menawarkan banyak fasilitas selain pantai galesong yang masih bersih dari polusi sampah plastik dipinggir pantainya juga fasilitas pendukung lainnya seperti kolam renang, taman bermain, penginapan dan water sport.  

Sebelum saya bercerita lebih lanjut lagi mengenai fasilitas-fasilitas lainnya, yang paling penting untuk saya bahas pertama kali adalah bagaimana cara untuk mencapai daerah ini. Resort wisata pantai ini kurang lebih dapat kita capai dari Pantai Losari Makassar sekitar 30-45 menit. Kemarin sih saya melewati pantai losari Makassar kemudian metro tanjung bunga terus saja hingga melewati  jembatan besi didekat tanjung bayang. Dari jalan situ sekitar 30menit lagi menuju daerah Takalaran saya bisa menjumpai wisata pantai Galut ini. Karena resort ini harus melewati pemungkiman masyarakat dipinggir kota Makassar maka belum ada kendaraan umum yang berlalu lalang didepan resort. Kebanyakan pengunjung resort ini adalah orang-orang yang berkendaraan pribadi. Ada baiknya kalau kamu adalah pendatang, kamu bisa menyewa mobil terlebih dahulu berkisar 250.000 rph seharian.  Setelah akomodasi sekarang saya akan menginformasikan biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Untuk masuk kedalam area resort Galut ini setiap orangnya akan dikenakan biaya sebesar 30.000rph untuk senin-jumat dan 40.000 rph untuk sabtu dan minggunya. Jika kamu ingin menghabiskan hari kamu semalaman disana dan berniat untuk menyewa salah satu kamar di dalam resort ini maka Kamu bisa membayar 400.000 rph/kamar/malam dengan kapasitas kamar 8 orang. Biaya ini sudah termasuk biaya tiket masuk kearena wisata lainnya didalam resort. *tips murahnya adalah kalau kamu datang ketempat ini lebih dari 4 orang sekitar 8 orang maka kamu bisa memesan satu kamar saja dan sisanya bisa membeli tiket masuk untuk 4 orang. Tidak ada masalah untuk memasukkan 4 orang tadi kedalam kamar yang telah kalian reserve karena lepas dari pengawasan. Yah hitung-hitung lebih murah 60rb/ orang hihihihhihi.
Okay next sekarang kita bahas lagi fasilitas yang lain yang saya dapatkan setelah membayar 40.000 rph didalam resort ini. Dengan membayar 40.000 rph saya bisa memilih tempat berteduh dibalai-balai maupun dikursi kayu pengunjung tanpa biaya tambahan lagi 

Didepan balai-balai ini terdapat juga fasilitas kolam renang yang bisa digunakan untuk berendam maupun bermain air bersama teman atau keluarga. Enjoy it for free too !

Selain fasilitas balai-balai ini saya juga dapat menikmati duduk dib alai-balai perahu maupun bermain dilokasi haling rintang yang memang disediakan untuk orang-orang bermain. Dari umur 5 tahun sampai umur 20-an seperti saya pun masih diperkenankan untuk bermain di halang rintang ini.

Setelah menikmati berbagai fasilitas gratis ini, sekarang saatnya saya mencoba fasilitas tambahan lainnya yaitu water sport. Ada 4 jenis water sport yang disediakan diresort ini yaitu jet sky, fly fish, banana boat dan kano.  Untuk menikmati water sport ini saya harus terlebih dahulu membeli kartu. Kartu ini bisa didapatkan di kasir yang terdapat di area food court resort. Untuk jet sky harga yang harus saya bayar adalah 50.000 rph/ org. Karena saya tidak bisa mengemudikan kendaraan ada baiknya adik saya saja yang menggunakan kartu bermain jet sky ini (anggap saja liburan edisi kakak saying adik ;P). *tips hemat bermain jet sky ini bagi kamu yang memiliki anak dibawah umur 5 tahun atau umur anak atau saudara kamu itu sudah 15 tahun tapi ceking. Kamu bisa membayar 50.000 rph untuk dua orang, bilang saja kepada petugasnya kalo mau menjaga adik kamu, adik kamu takut mainnya. Ini berhasil kok :p
 Water sport lain yang bisa dicoba adalah fly fish dengan harga 40.000 rph  perorangnya. Fly fish diresort ini ukurannnya lebih kecil dan diperuntukkan hanya sendiri. Jangan pernah memaksakan untuk bermain fly fish ini berdua karena mau romantic-romantisan bersama pacar karena dijamin pasangan kamu bakalan jatuh ditengah laut haahahah soalnya yang posisi normal kamu harus tengkurap dan berpegangan full ditangan kiri dan kananmu sekarang kamu harus duduk dan hanya memegang satu pegangan saja, bisa kamu bayangkan rasanay naik pelana kuda saat kudanya berdiri 180’, ilmu fisika said itu idiot! Selain itu berdasarkan pengalaman saya, mengingat angin pantai di Sulawesi Selatan itu teduh maka pastikan driver jetsky tidak memaksakan mengangkat fly fish kamu tinggi-tinggi saat sejajar arah angin karena kamu aka sering terpelanting kembali kelaut setelah terbang dan itu rasanya nampok kebaret-baret didagu. Tapi saat sudah berlawanan arah angin..OMG it’s amazing rasanya benar-benar kayak terbang dan pasrah gilaaa mau nyebur-nyebur degh asoooyy..


Nah bagi kamu yang ingin berwisata water sport bersama-sama dengan teman atau keluarga banana boat selalu menjadi pilihan paling tepat. Harga yang dikenakan untuk naik banana boat ini adalah 20.000 rph/ orang. Satu kali main, banana boat ini bisa digunakan oleh lima orang sekaligus. Kita akan dibawah menikmati ombak hingga kejauhan. Kalau mau seru kamu bisa sambil berdiri tapi ingat pegangan tentunya yah serasa lagi menunggangi kuda liar sajalah rasanya. Kalau mau seru kamu bisa minta digulingkan ditengah laut sekali dan dipinggir pantai sekali. Ini pasti akan terasa sangat seru kalau kamu bersama dengan teman sebayamu. *Tapi kalau ini memang acara keluarga yang ada orang tua juga, be wise untuk meminta drivenya tidak menggulingkan kapalnya karena dibutuhkan fisik yang kuat untuk terhempas masuk kedalam air belum lagi acara tindih-tindihan didalam airnya.
Kalau water sport sudah dijelajahi, kamu tentu saja bisa bermain pasir pantai, berenang maupun berendam air dipinggir pantai sepuasnya. Ada baiknya kamu datang keresort ini pagi-pagi supaya bisa dapat balai-balai. Kalau datang sore, tentu saja harus ngantri menunggu orang yang menggunakan balai-balai itu pulang dan perlu diketahui..sehabis lelah bermain dipantai kebanyakan mereka memilih untuk tidur siang terlebih dahulu sebelum pulang. Hal lain yang jadi nilai plus dari resort ini adalah pengunjung boleh membawa makanan dari luar resort untuk makan siang disana, meskipun resort ini menyediakan food court didalamnya tapi itu sama sekali tidak membebani pengunjung.
Tapi ingat, sayangilah fasilitas umum seperti tempat wisata ini dengan bertanggung jawab dengan sampah masing-masing. Meskipun ada petugas yang disediakan untuk mengawasi dan membersihkannya tapi ngak mungkinkan sampah plastik yang kamu buang dilaut mau dikejar berenang ama bapaknya kan? Wakakakka *wink save our nature yah. Selamat menikmati dan selamat berkunjung :D.

 

Rabu, 16 Februari 2011

Dataran Tinggi Eksotik Palangkaraya

Ada beberapa objek wisata yang patut dikunjungi sepanjang perjalanan dari Sampit ke Palangkaraya. Setelah menempuh perjalanan sekitar xx km maka disebelah kiri jalan poros saya bisa menemukan objek wisata pertama yaitu Gunung Batu Cilik Riwut. Gunung batu Cilik Riwut ini konon ada tempat pertapaan Gubernur pertama Kalimantan Tengah Cilik Riwut yang juga dikenal sebagai pahlawan yang berasal dari Kalimantan Tengah. Hal yang membedakan gunung batu yang satu ini adalah bentuknya yang seperti susunan batu-batu raksasa ditengah-tengah padang rumput. Kebanyakan gunung batu yang berada di Kalimantan adalah gunung batu yang terjadi karena penggalian tanah atau karena bekas kikisan. Namun gunung batu yang satu ini seolah-olah diletakkan oleh seorang raksasa yang pernah mengangkat dan meletakkannya disana (auuuuummmm horor)...
  
Tidak hanya keunikan bentuk batuannya, pemandangan dari atas pun benar-benar indah. Saya dapat melihat hamparan perkebunan yang mengelilingi gunung batu Cilik Riwut. Jadi tinggal pilih, mau foto diantara bebatuan, foto dengan latar belakang pemandangan perbukitan dari atas atau mau foto berlatar belakang pohon yang dikeramatkan oleh orang-orang sekitar daerah tersebut. Kain berwarna kuning, sesajen yang digantung dipohon maupun air mineral serta daun sirih yang dibiarkan begitu saja disekitar pohon keramat adalah pemandangan yang biasa.


Foto Tjilik Riwut (Gubernur Pertama Kalimantan Tengah)


Berjarak 45km sebelum memasuki kota Palangkaraya ada dua objek wisata lagi yang patut untuk dikunjungi. Tempat pertama ini dikenal orang dengan nama Bukit Tangkiling. Untuk memasukin area bukit Tangkiling kita hanya perlu mengeluarkan biaya 1.500 rph/ perorang dan 5.000 rph/ mobil. Untuk mencapai puncak bukit Tangkiling kita harus berjalan kaki. Sepanjang pendakian menuju puncak kita dapat melihat penangkaran buaya di kaki bukit Tangkiling. Ada beberapa ekor buaya muara yang dipelihara disana dengan kondisi yang memprihatinkan karena kondisi kandang yang banyak sampah baik di darat maupun diatas kolam. 


Penangkaran Buaya Sapit (Seluyong)
Setelah melewati kolam buaya, perjalanan yang saya tapaki mulai mendaki. Pendakiannya pun beragam  sekitar 15'-45' derajat yang benar-benar menguras tenaga. Yah tentu saja tidak mengherankan melihat setapak ditengah hutan ini benar-benar masih tanah liat dan akar-akar pohon yang digunakan sebagai pijakan untuk mendaki. Disekitar setapak pendakian saya bisa melihat beberapa tempat bekas jualan yang tidak terurus, pondokan yang sudah lapuk kayunya, serta gedung tua yang tidak berpenghuni lagi. Konon dulu ada reality show yang pernah mau mencari tahu tentang penampakan roh halus dalam gedung tersebut, walaupun pada akhirnya tidak terdapat apa-apa. Sungguh sangat disayangkan, kalau menanyakan objek wisata kepada orang-orang dayak di Kalimantan Tengah pasti mereka tidak lupa merekomendasikan tempat ini, tapi pada kenyataannya tempat ini benar-benar dibiarkan tidak terurus. Yah sudahlah, Indonesia masih tetap terlalu cantik walaupun tanpa polesan *wink. 


Jalan Setapak Pendakian Bukit Tangkiling
Jika sempat sampai kepuncak Bukit Tangkiling, pemandangan dataran tinggi yang datar seluas 12 Hektar akan menghampiri mata. Kabar-kabarinya nih yah, kalau ibu kota negara benar-benar dipindahkan ke Palangkaraya maka istana negara akan dibangun diatas bukit ini. Berarti pilihan saya tepat untuk menginjakkan kaki ditanah yang bakalan mahal banget pasti harganya.

Hutan Lindung Bukit Tangkiling


Batu jurang Bukit Tangkiling
Tidak berlama-lama berada di puncak Bukit, saat sampai kembali di kaki bukit Tangkiling saya baru menyadari ada beberapa kandang hewan asli Kalimantan yang dibangun dibelakang aula. Ada monyet (hewan asli Indonesia sekali yang dipulau mana pun pasti ditemukan), landak (saya baru tau ini hewan khas Kalimantan juga ternyata), dan beberapa hewan lainnya. Menurut orang-orang disana, bukit Tangkling ini sangat pas untuk area camping, jadi kalau ada waktu yang lebih. Lebih baik persiapkan untuk camping diatas bukit dan menikmati alam bebas semaleman daripada hanya sekedar mendaki saja karena cukup melelahkan.

Bertemu Leluhur harus natural komunikasinya :p
Landak Kalimantan
Salah satu hewan khas Kalimantan (g tau namany apa!)
Masih sekitar perbukitan dan pengunungan, tempat berikutnya yang saya kunjungi adalah Bukit Karmel. Bukit Karmel ini lebih dikenal sebagai wisata rohani untuk agama Katolik tapi tentu saja dibuka untuk umum. Pertama kali saya memasuki pintu gerbangnya, saya merasa sedang berada dalam settingan tempat syuting untuk telenovela yang biasanya saya nonton saat kecil hahah lucu memang memiliki imajinasi seperti itu. Arsitektur dan tata tamannya benar-benar rapi dan teratur, pemandangan yang kontras dengan lingkungan diluar.
 
Halaman Depan Bukit Karmel
Patung Proses Penyaliban Yesus
Bukit Karmel ini didirikan untuk asrama para biarawati yang ditugaskan untuk berdoa. Karena kehidupan mereka benar-benar tertutup maka untuk melihat kehidupan seharian mereka, disekeliling asrama yang ditutupi oleh kawat besi ini, telah dibuatkan jalan setapak yang mengelilingi asrama. Jalan setapak ini juga biasanya digunakan untuk memperingati hari Natal. Jalan setapaknya dibuat mendaki hingga ke atas bukit dengan patung-patung yang menggambarkan proses Yesus disalip hingga saat kebangkitannya.

Pemandangan di atas Bukit Karmel
 Semakin mendaki, semakin indah pemandangan dibawah kaki bukit yang bisa kita nikmati. Dari atas kita tidak hanya bisa melihat asrama dan gereja dibawah kita semakin menjauh, kolam ikan dan perkebunan yang semakin mengecil tapi juga pemandangan hijau Kalimantan Tengah yang benar-benar membuat saya menghasilkan banyak foto untuk mengabadikan keindahannya *menceritakannya pun sekarang sudah bikin saya melow mendeskripsikannya :D. 
Pemandangan Bukit Karmel dari atas
Sebelum lebih melow dan diluar konteks perjalanan sebenarnya kayakny cukup sekian dl kisah tiga bukit yang saya rekomendasikan untuk dikunjungi kalau ada waktu berkunjung ke Palangkaraya...Mengenai biaya cukup menyewa mobil saja sekitar 250.000-300.000rph/ hari dan untuk biaya masuk di Gunung batu Cilik Riwut dan Bukit Karmel *seikhlasnya karena biaya ini seperti pemberian saja bagi orang yang telah merawat salah satu kecantikan Indonesia. Sampai jumpa dan selamat berjalan-jalan yah :D















Akomodasi Murah ke Palangkaraya


 Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah ini dapat dijangkau dari Jakarta menggunakan perjalanan udara sekitar 90 menit. Harga tiketnya pun lumayan murah, dengan menggunakan maskapai Garuda saja hanya menghabiskan sekitar rph 345.000. Namun karena saya sedang berada di salah satu kabupaten Kalimantan Tengah yaitu Kota Waringin- Sampit maka untuk mencapai kota Palangkaraya saya lebih memilih perjalanan darat yang memakan waktu sekitar 3 jam setengah hingga 5 jam. Pilihan perjalanan darat ini bisa menggunakan Taxi (read: travel),seperti orang-orang Kalimantan menyebut istilah angkutan umum jenis mobil roda empat. Biaya yang dibutuhkan untuk satu kali perjalanan Sampit - Palangkaraya ini sekitar rph. 75.000. Kalau mempunyai mobil pribadi atau yang ingin menyewa mobil sebesar 250.000-300.000rph, cukup mengisi mobil Kamu dengan full tank untuk sekali perjalanan pulang pergi dan berkeliling di kota Palangkaraya nanti. Karena perjalanan yang akan saya tempuh cukup jauh maka perlu dipastikan bahwa persediaan makanan dan minuman saya cukup untuk mengganjel kepenatan, kebosanan dan kelelahan selama perjalanan. Hal ini penting sekali, mengingat perjalanan saya nanti akan lebih banyak melalui hutan dan perkebunan yah beda tipislah ama perjalanan jauh di Australia dengan padang savana dan gurunnya. 


Bagi orang Kalimantan sendiri kebiasaan membawa makanan selama perjalanan juga sering terjadi, namun ada satu peraturan atau kebiasaan yang pantang mereka lakukan untuk melakukan perjalanan jauh yaitu tidak membawa makanan jenis telur dalam olahan apapun (omelet, telur bulet, mata sapi dkk) beserta makanan apapun yang terbuat dari beras ketan. Mengingat Kalimantan masih termasuk daerah yang taat adat maka hal ini dipercayai akan mendatangkan kesialan karena para dedemit yang berada sepanjang perjalanan sering mengikuti makanan tersebut dikiranya makanan itu untuk seserahan untuk roh-roh halus *spooky enough :P. Selain itu, hal penting lain yang perlu diperhatikan bagi orang yang tingkat kebutuhannya akan kamar kecil sangat besar hihihi disarankan untuk minum hanya diawal perjalanan saja, karena tidak mudah untuk memperoleh wc umum bahkan pompa bensin. Daripada Kamu mengalami sakit nahan seperti yang saya alami...maka ada baiknya segera disiasati :D.

Sesampainya di Palangkaraya, pertanyaan berikutnya adalah mau tinggal dimana yah diPalangkaraya ini. Ada dua hotel yang dapat saya rekomendasikan untuk dikunjungi. Hotel pertama yaitu hotel Amaris, berlokasi dekat kota dengan konsep full colour dan minimalis. Konsep ini benar-benar dijalankan secara paten didalam kamar hotel. Kamar mandi yang benar-benar minimalis dengan satu pancuran dan satu shower. Wastafel terdapat diluar kamar mandi dan tidak terdapat lemari baju didalam kamar. Kamar ini memang diperuntukan untuk wisatawan yang short time saja saya rasa. Harga untuk kamar starndard berkisar 400.000rph/kamar. Hotel yang lain adalah Aquarius hotel yang berlokasi dipusat kota Palangkaraya. Hotel ini tampak luar sih mewah dan megah dibandingkan hotel-hotel lain dengan harga berkisar 500.000 rph hotel ini menawarkan kemanjaan layaknya fasilitas hotel bintang lainnya. 

Setelah persiapan dan tips mengatasi perjalanan jauh di Kalimantan Tengah ini maka marilah kita mulai bercerita tentang betapa indahnya Kalimantan Tengah dan object apa saja yang penting untuk dikunjungi di kota Palangkaraya :). Untuk beberapa lokasi yang berada diluar kota Palangkaraya itu udah dibahas terpisah di...Sekarang yang akan saya ceritakan adalah jalan-jalan ditengah kota Palangkaraya. First Destination yang bisa kita kunjungi adalah dermaga Kereng Bangkirai. Dermaga ini biasanya digunakan sebagai dermaga penghubung antara Palangkaraya dengan daerah-daerah terpencil didalam pedalaman Palangkaraya. Karena kebanyakan daerah Kalimantan adalah rawa dan sungai maka untuk mencapai beberapa tempat dipedalaman masyarakat menggunakan kapal sebagai alat transportasi yang bisa ditemukan di dermaga ini. Kalau ada waktu lebih, kita bisa ikut tour keliling sungai dengan kapal.


Untuk mencapai dermaga ini saya menghabiskan waktu sekitar 15-20 menit melewati jembatan Kahayan terlebih dahulu. Sebenarnya perjalanan yang dibutuhkan akan lebih singkat kalau saja jalan disana tidak berbatu-batu dan sudah di aspal. Tapi tenang saja, sepanjang perjalanan pun kita masih bisa melihat-lihat gedung-gedung tinggi sekitar 3-5 lantai yang diperuntukkan khusus untuk sarang burung wallet. Burung wallet tentu saja akan dibiarkan lepas sesuka hatinya sehingga ini benar-benar diperuntukkan untuk mereka bersarang saja bukan sebagai sangkar. Burung wallet yang sudah menetap akan mengenali tempat bersarangnya relative burung tua lah yang akan menetap disalah satu gedung ini. Namun untuk burung wallet yang tergolong muda terkadang akan sering berpindah-pindah dari satu gedung ke gedung yang lain. Jadi jangan khawatir untuk terus membangun gedung sarang wallet karena pasti full booked kok :D.

Oh iya, sebagai informasi tambahan, kalau kamu ke Palangkaraya jangan lupa untuk melewati jembatan Kahayan ini. Sama halnya dengan jembatan Barito diatas sungai Barito Banjarmasin, jembatan Kahayan juga dibangun diatas sungai terlebar di Palangkaraya. Sebenarnya tidak diperbolehkan untuk pengemudi berhenti dan berfoto-foto diatas jembatan, tapi kalau ngak ada polisi yuk mari memasukkan foto dari atas jembatan ini kedalam koleksi foto pribadi kita. Tapi kalau mau paling amannya kita bisa foto dari bawah jembatan dengan pemandangan foto jembatan. 






Habis ngebahas beberapa tempat yang bisa dikunjungi ditengah kota Palangkaraya, tidak afdol rasanya perjalanan ini kalau saya tidak menceritakan betapa nikmatnya makanan-makanan di kota Palangkaraya ini. Tempat pertama yang paling berkesan buat saya adalah rumah makan Kampung Lauk.


Rumah makan Kampung Lauk ini membuat saya benar-benar serasa berada dipasar ikan modern. Mereka memiliki kolam ikan, empang bahkan keramba untuk ikan-ikan yang mereka kembang biakkan. Jadi tentu saja makan ikan, udang, kepiting dan hasil bawah air disini dipastikan masih segar ketika disajikan. Untuk rumah makan ini saya tidak bisa memberikan rincian harga untuk menunya karena ditraktir ama bos hihihi…kalau tentang rasa sihhh tentu saja memuaskan enyak enyak enyak.




Selain rumah makan ini, ada tempat makan lagi yang bisa kita nikmati di Palangkaraya ini. Mungkin konsep rumah makan tenda pinggir jalan sudah sering ditemukan di kota-kota lain, tapi tentu saja tidak afdol kalau tidak mencobanya. Kalau malam hari, disekitar jalan Yos Sudarso akan dipenuhi tenda-tenda mangkal yang menyediakan makanan berat atau café seperti tenda di Kalibata, Jakarta. Kalau lagi musim durian, kamu mungkin akan seberuntung saya nemu durian gede harganya berkisar 25.000-40.000 rph dengan rasa yang manis. *tips memilih durian berdasarkan teman gw, cari durian justru yang warna kulit luarnya itu masih hijau karena dagingny lebih empuk dibandingkan durian yg telah menguning.

Yuppi dan berakhirlah jalan-jalan saya dikota Palangkaraya ini, paling tidak ada referensi jalan saat kamu berkunjung ke kota ini. Oh iya, the only one Mall dan Bioskop di Kalimantan Tengah itu ada di Palma Mall. Jadi bagi kamu yang tidak bisa hidup tanpa mall walaupun ke luar kota semoga satu-satunya mall ini bisa menghibur *wink….Selamat Jalan-jalan yow
 

Copyright © Makan sambil Jalan *wink. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver