Minggu, 22 Januari 2012

Pampang Kampung Dayak Kaltim





















Sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di Kalimantan Timur, ada issue perang suku antara suku Bugis dan suku Dayak. Sebagai orang Bugis yang bertamu di tanah suku Dayak maka jadilah saya agak-agak gimana gitu dengan suku Dayak. Namun alangkah ajaibnya karena setelah beberapa bulan berlalu sekarang saya akan berwisata ke kampung suku Dayak Asli.

Jangan membayangkan saya memasuki hutan untuk dapat bertemu dengan warga asli suku Dayak ini. Sekarang, wanita-wanita suku Dayak asli dapat langsung ditemui di salah satu perkampungan suku Dayak yang bernama Kampung Pampang. Kampung ini memang telah disiapkan sebagai kampung wisata. Hal ini dapat dilihat dari adanya pertunjukan tari-tarian adat suku Dayak yang diselenggarakan setiap hari minggu pukul 14.00 sampai dengan 15.00 WITA.

























































Perjalanan yang harus ditempuh dari kota Balikpapan hingga ke Desa Pampang ini sekitar 3 jam. Kendaraan saya dan teman-teman harus melintasi kota Samarinda terlebih dahulu untuk mencapai Desa Pampang tersebut. Tarif masuk ke dalam balai desa ini sebesar Rp.15.000/ orang, harga sudah termasuk biaya parkir. Setelah membayar, saya dan teman-teman dapat menikmati pertunjukan budaya berupa tari-tarian Dayak selama 1 jam. Ada beberapa tarian yang melibatkan penonton untuk ikut serta menari bersama. Tidak usah malu untuk berpartisipasi karena untuk mendapatkan pengalaman ini saya harus menempuh jarak ribuan kilometer dari Jakarta *wink.

























































Setelah acara budaya selesai maka ada waktu untuk berfoto-foto dengan orang-orang suku Dayak asli. Jika melalui panitia, kita dapat membeli karcis foto seharga Rp.25.000 untuk mendapatkan kesempatan foto bersama dengan salah satu orang tua adat suku Dayak. Bagi yang ingin berfoto dengan anak-anak suku Dayak juga dapat langsung berfoto tanpa membeli tiket. Tapi jangan salah, beli ataupun tidak membeli tiket saya tetap harus memberikan sejumlah tip kepada anak-anak ini. Nampaknya ini merupakan ajang mengumpulkan uang jajan sekali seminggu buat mereka. Jangan lewatkan juga kesempatan untuk berfoto ala suku Dayak. Ada beberapa stand kecil di balai desa yang menyediakan baju adat untuk disewa, sehingga kita dapat berfoto dengan menggunakan baju adat tersebut.
Tidak hanya pertunjukan budaya dan sesi berfoto. Pengunjung juga dapat membeli beberapa suvenir asli Dayak yang dijual oleh warga desa di perkampungan tersebut. Puas menikmati semua hal tersebut, berarti ini waktunya untuk kembali ke Balikpapan. Bagi yang masih ingin berkeliling kota, dapat menghabiskan waktu di kota Samarinda untuk makan kepiting asap maupun untuk menikmati jajanan di pinggir sungai Mahakam. Demikian cerita perjalanan diakhir pekan ini, sampai jumpa di cerita berikutnya *wink.
Cerita oleh Tenri Ake
Foto oleh Cita Nursyadzaly & Arman
Penyunting oleh Cita Nursyadzaly
       
 

Copyright © Makan sambil Jalan *wink. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver