Senin, 25 September 2017

Korea Trip Day 6: Berbelanja Oleh-oleh di Seoul

Hari ini kami keluar disiang hari, karena hari terakhir pun sengaja hari ini dikosongkan untuk melakukan perjalanan yang dirasa perlu saja. Dan benar saja, satu tempat yang masih bikin penasaran naluri para ibu-ibu adalah berbelanja dipasar. Katanya mau belanja souvenir yang bisa ditawar. Berbeda dengan saya yang tidak suka menawar, mertua saya senang sekali mengadu skill tawar menawarnya dipasar. Dan jadilah kami hari ini berbelanja souvenir disalah satu pasar di Seoul.

Namdaemun Market

Dibandingkan dengan tempat lain di Seoul, harga pakaian, kaos kaki dan souvenir di daerah ini memang jauh lebih murah. Untuk kaos kaki lucu yang biasanya kita peroleh dengan harga KRW 10.000/ 11 pasang disini bisa kalian dapatkan dengan harga KRW 7.900/10 pasang.

Selain itu banyak baju kemeja kerja yang dijual dengan harga KRW 5.000 s.d KRW 10.000. Namun bagi kami berdua yang tidak terbiasa berbelanja oleh-oleh dalam bentuk barang, kami lebih tertarik membeli kipas angin yang bentuknya lucu. Cek di online shop Indonesia harganya Rp. 150.000/pcs sedangkan disini kami hanya mengeluarkan KRW 10.000 untuk dua kipas angin portablenya.

Beda kami, beda juga mertua dan kakak ipar saya. Mereka yang lebih fleksible untuk keluar masuk gedung perbelanjaan berhasil mendapatkan souvenir korea dengan harga 50% dari harga yang telah mereka dapatkan di Myeongdong. Contohnya: pajangan piring korea yang sebelumnya dengan harga KRW 10.000, bisa diperoleh dengan harga KRW 4.000 di pasar ini.

Sayangnya cuaca hari ini cukup terik. Dari yang biasanya hanya 17', khusus hari ini suhu udara mencapai 27'. Akhirnya karena kurang nyaman berkeliling di pasar pada siang hari bolong ini, kami pun mengakhiri acara berbelanja kami.  Acara berbelanja berikutnya dilanjutkan di daerah Myeongdong karena berbelanja make up itu tidak pernah cukup sekali saja. Disaat yang lain sibuk melengkapi perlatan make up maupun oleh-oleh make up untuk sanak saudara, saya suami dan anak kami lebih memilih untuk berkeliling Myeongdong mencari cemilan lain yang dapat kami coba. Dan akhirnya kami berhasil menemukan Ice cream 23cm. Ini agak PR sih menghabiskannya, bahkan setelah dikeroyok oleh kami berdua, ice cream ini masih lama banget habisnya.

Lotte Duty Free

Kelar berbelanja souvenir dan make up, kini tiba saatnya berbelanja cemilan cepuluh cebelas khas korea. Suami menyerankan untuk membeli di Lotte saja karena ada potongan pajak bea masuk bagi tourist yang membawa passport. Potongan pajak yang berlaku pun sama dengan potongan pajak ketika berbelanja produk make up. Ini adalah beberapa cemilan khas korea yang wajib untuk dicoba. Jangan kaget dengan harganya yah, karena snack ringan saja, harganya tidak ringan lagi jika dibelinya di Korea.

Setelah berbelanja ini itu, kami pun memilih untuk pulang menggunakan bus saja, biar jadi pengalaman. Padahal alasan sebenarnya adalah kami sudah terlalu lelah untuk berjalan ke stasiun, mumpung jalur busnya hanya sekali saja dari sini ke Mapo jadi ini nampaknya alasan yang paling tepat untuk menggunakan transportasi bus.

Besok kami sudah akan pulang ke Jakarta, semoga ada jodoh untuk kembali kesini lagi. Amin.

Minggu, 24 September 2017

Korea Trip Day 5: Wisata Gratis di Seoul

Lama banget yak kami di Seoul? Begitu pula rasanya bagi kami. Sebenarnya kami sudah menyusun rencana dengan matang, namun sayangnya acara ke factory outlet dan taman bermain Everland harus dihilangkan dari list jalan-jalan kami. Dana tunai yang amat sangat menipis telah menyentuh titik nadirnya hari ini. Sebagian memiliki dana tapi masih ditabungan, sayangnya dana tersebut tidak dapat diambil meskipun memiliki logo visa. Kalau jalan-jalan seperti ini, memiliki kartu bank Mandiri amatlah sangat menyenangkan. Sudah terbukti dapat menarik dana dari Asia, Australia hingga Eropa. Tapi sayangnya yang punya rekening mandiri malah yang tidak punya dana ditabungannya hahahaah.

Ada pula yang membawa dana dengan jumlah besar namun dalam mata uang rupiah. Ingatlah untuk membawa mata uang negara yang dituju saja, ataupun dana tunai dalam mata uang dollar saja jika bepergian ke negara orang. Bahkan ada beberapa money changer yang tidak menerima mata uang dollar loh. Kebanyakan money changer justru hanya menerima HKD, Yen dan Yuan saja. Perlu diingat dengan baik, saat akhir pekan tidak hanya bank, tapi banyak money changer yang juga ikut tidak beroperasi. Money changer yang beroperasi hanya yang berada dipusat-pusat perbelanjaan saja. Jadi dikelola dengan baik yah keuangannya biar ngak ngegembel diakhir pekan *wink.

Gwanghwamun Square

Gunakanlah subway ke station  Gwanghwamun Station dari sini kalian hanya perlu berjalan kali sekitar 120 meter dan tibalah di Gwanghwamun Squre. Ditengah halaman luas ini berdiri patung salah satu Jendral Perang Korea Selatan yang memenangkan perang melawan Jepang. Silahkan nonton film "The Admiral" langsung untuk melihat kisah heroik dari sang Jendral. Patung yang berdiri megah ditengah squre ini makin megah dengan pemandangan gunung sebagai latar belakangnya. Kalau anak saya tentu saja sudah tidak tahan ingin bermain air mancur yang amat sangat menarik perhatiannya.



Cheonggycheon River


Berjalan tidak jauh kedepan, kami pun sudah tiba di Cheonggycheon River, tempat yang cukup ikonik di kota Seoul. Bukan saja karena pembangunan sungai ini yang sangat menakjubkan tetapi juga tempat ini sering dijadikan lokasi syuting film korea. Begitu melihat banyak air yang mengalir, anak saya jejeritan. Dia pikir kita sudah sampai di water park. OMG! tidak terbayangkan, anak saya terus berusaha untuk dapat turun ke air. Dari yang awalnya hanya saya ijinkan untuk duduk dipinggiran sambil menurunkan kaki, hingga akhirnya dia benar-benar turun dan basah hingga pinggang. Mungkin kalau saya punya baju ganti, saya sudah rela menjadi dua orang aneh bersama anak saya disana. Beberapa orang nampak sangat gemas melihat anak saya bermain air disana, namun bagi saya itu amat sangat membingungkan. Arus air yang cukup deras dan dasar sungai yang sangat berlumut membuat tempat wisata ini sangat challenging bagi saya.




Setelah ganti baju dan semuanya puas berfoto-foto, kami pun kembali menikmati perjalanan menyusuri sungai. Udara yang sejuk dan pohon yang rindang membuat kami merasa tidak sedang berada ditengah kota. Sungai ini panjangnya hingga 2km, namun di perempatan besar kami pun mengakhiri perjalanan kami menyurusi sungai dan naik kejalan besar untuk kembali menikmati pemandangan kota.

Dongdaemun Design Plaza



Puas dengan bangunan bergaya Korea, kali ini kami mengunjungi salah satu arsitekur paling modern di Seoul. Gedung dan pelataran dari DDP ini dikhususkan untuk kegiatan seni. Diplataran kalian bisa melihat kios-kios yang menjual barang maupun jasa yang berhubungan dengan seni. Saya sangat tertarik untuk dibuatkan karikatur khas korea yang berwarna sayangnya harga yang dibandrol adalah KRW 30.000 untuk dua wajah. Setelah dihitung-hitung itu setara dengan Rp. 360.000. Mari kita mundur selangkah demi selangkah hahahaah.

Selain jadi pusat pasar seni, kita juga bisa melihat beberapa hal yang sangat menarik untuk diposting di media social. Mulai dari piano berwarna warni yang terletak dua diplataran. Piano ini dapat dimainkan oleh siapa saja, juga mini truck yang berbentuk kamera dan berbagai bentuk lainnya.




Tidak hanya diplataran, di area dalam DDP juga dipenuhi dengan barang-barang unik yang bisa membuar para kolektor anime dan superhero jadi tergila-gila. Gaya arsitek gedung ini pun tidak perlu diragunakan lagi, meskipun tidak mengerti seni, namun lukisan dan bentuk modern yang ditampilkan benar-benar memanjakan mata.




Jangan lupa untuk menunggu hingga pukul 18.30, karena akan ada 25 ribu bunga mawar putih yang menyala diplataran belakang DDP. Meskipun ini hanya bunga mawar dengan lampu LED namun sangat memanjakan mata untuk sekedar duduk dan menikmati pemandangan ini.


Hongdae Free Market

Seperti biasa, kami akan keluar kembali untuk menelusuri daerah-daerah keramaian malam dikota Seoul. Untuk kali ini kami tertarik untuk mengunjungi Hongdae. Daerah ini terkenal dengan seniman jalanannya, ada banyak anak muda yang memainkan musik didaerah ini. Bahkan sudah ada stage yang disediakan untuk memfasilitasi kegiatan tersebut. Tidak tanggung-tanggung, para seniman jalanan ini membawa peralatan band lengkap untuk menunjang performance mereka.

Hongdae ini pun penuh dengan rumah makan yang berada disepanjang jalan, namun hampi semua rumah makan juga menyajikan menu babi didalamnya. Sehingga setelah berjalan jauh dan jauh akhirnya kami kembali masuk kerestoran yang sama untuk memakan Chicken Galbi namun kali ini dengak ekstra keju *wink.


Bagi kalian yang tertarik untuk membeli baju dengan gaya cewek-cewek korea. Diberbagai toko sepanjang Hongdae, banyak baju-baju khas gaya cewek korea yang dijajakan dengan harga yang lebih masuk akal berkisar KRW 10.000 hingga KRW 25.000. Yah berlanja dipinggir jalan, harga mall Indonesialah.

Kalau kalian juga ingin mencoba night clubnya, di daerah Hongdae ini adalah tempat yang tepat. Ketika kami lewat ada dua club yang ramai dikunjungi anak muda. Salah satunya menggunakan lagu korea dan yang satunya lagi lebih menunggunakan musik barat, tinggal pilih saja mau masuk kemana. Dress code yang banyak ditentukan adalah sexy and chic. Selamat menikmati night life di Korea.

Ups! Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Tidak adalah kereta yang beroperasi setelah pukul 24.00. Untung saja, bus masih beroperasi dengan sangat baik hingga larut malam sehingga kali ini kami tetap aman sampai ke apartemet.

Besok hari teakhir, yang mau tahu tempat belanja oleh-oleh di Seoul, sampai jumpa dicerita selanjutnya yah see you xoxo
http://makansambiljalan.blogspot.co.id/2017/09/korea-trip-day-6-berbelanja-oleh-oleh.html


Sabtu, 23 September 2017

Korea Trip Day 4: Belanja Make Up di Myeongdong

Selamat siang!. Hari ini kami bangun dan berangkat lebih siang lagi. Tenaga sudah mulai terkuras dan mama saya sudah mulai mengeluhkan sakit didaerah badan dan sekujur punggungnya. Namun begitu saya menyebutkan kalau hari ini kami akan berbelanja make up, dengan segera mama saya sudah siap untuk berangkat. Belanja memang tujuan hidup paling hakiki bagi wanita hahahaha.

Gangnam

Sebelum kita berbelanja make up, suami saya membawa kami mengunjungi daerah Gangnam terlebih dahulu. Nampaknya kami memilih waktu yang salah mengunjungi pusat eksekutif diwaktu libur. Daerah ini jadi sangat sunyi, mau masuk pertokoan pun tidak ada selera mengingat harga barang-barang di Korea ini harganya lebih tinggi dari harga barang yang sama di Indonesia. 

Kami pun hanya berjalan berputar untuk mencari icon Oppa Gangnam Style yang itupun tidak kami temukan setelah perjalan yang jauh. Paling tidak kami sudah melihat salah satu distrik modern di kota Seoul ini.



Yogane Chicken Galbi Myeongdong

Sebelum memulai tour berbelanja kami, kami pun melipir sebentar kesalah-satu restoran yang menyediakan ayam saja hahahaha. Restoran ini terkenal dengan Chicken Galbinya. Bisa dimakan dengan nasi maupun ramyun. Bisa ditambahkan ekstra mozarella diatasnya. Kami memesan nasi dan ramyun dalam satu tempat pemanggangan. Nasi gorengnya terasa amat sangat berbumbu dan terlalu bikin eneg buat lidah Indonesia. Namun bagi saya dan suami baik nasi maupun ramyun, dua-duanya tetap pas dengan selera kami. Keju dipinggiran panggangan pun membuat makan terasa begitu berdoasa. Berdosa ngumpulin lemak dibadan yang ngak kelar-kelar. Namanya juga liburan yak? *wink.


Oh iya biaya makan di restoran ini berkisar KRW 6.500/ orang hingga KRW 10.000/orangnya.
Selamat mencoba yah.

Myeongdong



Paling terkenal jika jalan-jalan ke Korea adalah berbelanja produk make up dengan brand local negara tersebut. Antara lain Faceshop, Innisfree, Etude, Tony Moly dan sederetan merk yang sudah banyak masuk ke Indonesia. Untuk menemukan produk tersebut tersebar hampir disetiap pusat keramaian kota Seoul. Namun satu hal yang berbeda jika kalian membeli produk kecantikan tersebut di Myeongdong, kalian bisa langsung mendapatkan potongan duty free langsung di struk belanjaan kalian. Jadi tidak perlu seperti berbelanja di duty free pada umumnya dimana kita harus mengantri panjang berular dibandara untuk mendapatkan claim duty free hasil berborong di negeri orang.

Tapi nampaknya tidak semua orang sadar untuk mendapatkan potongan tersebut, seperti halnya rombongan kami yang saat membeli bisa bolak balik membayar 2 hingga 3 kali ke cashier. Jika ditotal-total pembelanjaan mereka sudah bisa hingga KRW 100.000, namun karena pembelian mereka tidak digabungkan maka setiap kali pembayaran, nilai transaksi hanya berkisar kurang dari KRW 30.000. Padahal untuk pembelanjaan KRW 30.000 kita mendapatkan potongan KRW 1.500, untuk KRW 50.000 mendapatkan potongan KRW 3.500, untuk pembelanjaan KRW 100.000 mendapatkan potongan KWR 7.000 dan berlaku kelipatannya. Jadi ada baiknya dipikir matang-matang dan pilih barang yang ingin kalian beli dengan baik sebelum melakukan pembayaran.

Sebelum berangkat ke Korea saya amat sangat menghemat perawatan wajah, karena rencananya jika habis maka akan membeli langsung di Korea saja. Ternyata pengorbanan saya tidak sia-sia, harga produk perawatan wajah di Faceshop bisa lebih murah 50% dari harga produk yang sama di Indonesia. Namun sayang, tidak ada produck Faceshop mana pun yang berbau-bau "oil control". Mulai dari serum, face lotion dan sun cream oil control yang saya gunakan, semuanya tidak ada diseluruh toko Faceshop yang saya kunjungi. 

Untuk produk make up dengan merk Etude nampaknya tidak berbeda jauh dengan Indonesia, rasanya hanya seperti mendapatkan potongna diskon member berkisar 15-25% saja. Merk lain yang menarik perhatian adalah Nature Republik. Selain merk ini belum ada di Indonesia, harga produknya amat sangat murah. Promo maskter wajah KRW 19.000 bisa dapat 40 pcs. Kalau dirupiahkan berkisar Rp. 5.800/pcs dibandingkan dengan masker wajah face shop dengna harga Rp. 19.000/pcs. Lip tintnya juga menarik, dengan warna yang lembut dan manis dibibir. Tapi yang paling digilai oleh orang-orang adalah produk aloe vera yang berfungsi seperti lotion. Harganya seperti diskon 70% dibandingkan dengan harga online shop di Indonesia. Pokoknya puas dan barang bawaan terasa berat *wink.

Tidak melulu membicarakan mengenai berbelanja, didaerah ini juga bertebaran jajan baik itu khas korea maupun yang bukan. Harganya pun tidak tanggung-tanggung dari KRW 3.000 hingga KWR 15.000 atau kalau dirupiahkan dari Rp.36.000 untuk makanan seperti buat potong, kue, dan jus hingga Rp.160.000 untuk makanan seperti lobster dan kerang. Menakjubkan bukan harganya? Itulah mengapa kali ini suami saya tidak kehabisan duit karena makanan, dia jadi jarang jajan karena shock dengan harganya duluan. Paling tidak kami membeli hanya untuk mencoba bukan untuk dibeli berkali-kali.







Selamat berbelanja yah...Be Save! Save Dompet hahahahaha

Bagi yang mau tahu wisata mana sih yang gratis di Korea, sampai jumpa dicerita selanjutnya yah *wink
http://makansambiljalan.blogspot.co.id/2017/09/korea-trip-day-5-wisata-gratis-di-seoul.html


Jumat, 22 September 2017

Korea Trip Day 3: Mengunjungi Gyeongbokgung Palace dan Bukchon Hanok Village

Hari ini, kami memulai perjalanan tidak terlalu pagi. Setelah pukul 9 akhirnya kami pun sukses keluar dari apartement. Tema perjalanan hari ini adalah traditional korea. Rencanya akan mengunjungi Gyeongbokgung dan Bukchon.

Gyeongbokgung Palace


Kami menaiki subway menuju Gyeongbokgung station dan keluar di exit 5. Untuk keluar dari station ini nampaknya agak jauh. Yang menariknya, kesan istana dengan detail tembok, lantai dan pajangan yang mewakili istana sudah terasa sejak dari station. Dari station ini kita sudah bisa langsung menuju istana, sayangnya station ini termasuk yang kurang ramah stroller sehingga persiapkan diri untuk mengangkat stroller melalui tangga yang cukup tinggi.
Setelah sampai, rombongan mulai membicarakan mengenai penyewaan baju khas korea. Ini rasanya agak gondok karena ide mengenai sewa menyewa pakaian korea ini sudah saya pernah sounding jauh-jauh hari bahkan sudah mencari toko mana saja yang menawarkan diskon sewa dari www.klook.com. Namun karena tidak ada yang pernah menanggapi ide saya ini, akhirnya saya pun mengurungkan niat untuk berkeliling istana dengan baju nasional korea. Nah giliran sudah sampai di istana sesiang ini kami baru akan mencari penyewaan baju plus dengan term and condition antara budget dan jarak penyewaan.
Matahari yang terik, kami pun pasrah menyusuri jalan saja mencari toko penyewaan baju hanok ini. Sebenarnya kalau mau yang mana saja tidak sulit karena disekitar istana bertebaran penyewaan baju. Namun harga tentu saja lebih mahal. Dari toko yang kami temukan, mereka menyewakan hanok seharga KRW 15.000 buat wanita, KRW 20.000 buat pria dan KRW 15.000 buat anak-anak. Harga sewa tersebut adalah untuk penyewaan selama 2 jam. Jika menggunakan online dari klook.com harga tersebut sudah termasuk penyewaan untuk 4 jam. Jauh beda bukan? Untuk kalian yang ingin menggunakan hanok seharian, maka kalian pun dapat menyewanya hingga pukul 19.00 dengan harga 2 kali dari minimum hour rentalnya.

Kelar urusan sewa baju, kami akhirnya dapat menikmati perjalanan mengelilingi istana. Anak saya agak rewel dengan bahan baju hanok yang digunakannya, jadilah dia sedikit rewel dan maunya digendong terus. Tidak mengherankan jika sebagian besar foto kami bertemakan "sayang anak". Karena kalau bukan saya yang foto sambil menggendong, tentu saja suami saya yang akan mengambil peran tersebut. Tapi terkadang kalau kepalang tanggung, kami sedikit tega membiarkannya merengek sebentar distroller untuk mendapatkan foto profile picture hahahahha *wink.


Oh iya untuk dapat masuk kedalam kawasan dalam istana pengunjung diwajibkan membayar sebesar KRW 3.000 untuk dewasa dan KRW 1.500 untuk anak-anak dan tentu saja gratis bagi kalian yang masuk kedalam kawasan istana menggunakan hanok. Treatment pariwisata yang menarik bukan?.
Selain berkeliling istana, setiap jamnya ada atraksi pergantian pasukan penjaga istana. Meskipun pertunjukan ini dilaksanakan setiap jam, namun tetap saja ramai wisatawan berkumpul untuk menyaksikannya.



Bukchon Hanok Village

Kelar acara makannya, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Bukchon Hanok Village. Yang kalian perlu datangi pertama adalah Bukchon Cultural Center. Dari sini kalian akan mendapatkan peta Bukcon distric lengkap dengan arahan dari mana kalian akan memulai perjalanan. Sebelum mengunjungi daerah ini, kami awalnya berpikir bahwa rumah-rumah dengan gaya traditional korea ini berkumpul disuatu tempat atau satu kawasan di Bukchon. Ternyata kawasan Bukchon ini memang banyak memiliki rumah dengan gaya traditional korea tapi tidak semua rumah masih memiliki bentuk aslinya. Rumah dengan bentuk asli dan menarik banyak tersebar sepanjang kawasan Bukchon. Inilah fungsi peta yang kita miliki sekarang untuk memudahkan petunjuk daerah mana saja yang harus kita lewati.

Agak lucu juga karena daerah wisata ini sebenarnya adalah rumah traditional yang hingga kini masih dihuni. Sehingga meskipun kita sedang berwisata, banyak pengumuman atau tanda peringatan untuk tidak membesarkan suara agar para penguhungi tidak merasa terganggu. Selain itu, wisata ini setengah berwisata, setengahnya lagi berolah raga. Meskipun hanya berjalana kaki, namun jauhnya track wisata dengan banyaknya pendakian membuat tidak hanya nenek-nenek yang lelah untuk mendaki melainkan saya pun lelah mendorong stroller anak saya *wink.

 

Diakhir trip paling jago karena kami harus menuruni tangga yang lumayan terjal dan jauh. Otot lengan digunakan dengan sangat sempurnya. Ada yang memilih untuk menggunakan gendongan saja dan melipat stroller, ada pula yang memilih untuk mengangkat stroller beserta babynya. Kerja keras yess?! Bagi yang berjalan tanpa anak tentu saja ini menjadi icon rumah-rumah korea yang dibangun diperbukitan dengan tangga yang menjadi jalanan, mirip seperti bentuk perumahan di daerah Bandung sih ini.


Lelah-lelah kami pun harus kembali berjalan 800 meter menuju ke Anguk Station. Mata kenyang, kaki lelah kami pun tiba di apartemen kembali sampai jumpa besok.
http://makansambiljalan.blogspot.co.id/2017/09/korea-trip-day-4-belanja-make-up-di.html


 

Copyright © Makan sambil Jalan *wink. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver