Selamat datang di kota Balikpapan yang seharusnya menjadi ibu kota provinsi Kalimantan Timur (pendapat pribadi penulis *wink). Provinsi Kalimantan timur ini dikenal sebagai provinsi yang dihuni beraneka ragam penduduk pendatang yang datang dalam rangka kerja jangka pendek (*saya), kerja jangka panjang (*karyawan tambang atau industri) maupun kerja seumur hidup. Kalau kerja seumur hidup ini bisa jadi karena sudah minum air sungai Mahakam. Konon ceritanya kalau sudah minum air sungai Mahakam maka tidak akan bisa lagi menginjakkan kaki keluar pulau Kalimantan, apa lagi kalo airnya disuguhkan oleh putra-putri daerah, maka cuma tinggal surat yang akan kembali ke kampung halaman *wink. Kalau ini bisa percaya bisa tidak tapi entah kenapa tidak percaya pun namun berdasarkan cerita blog saya dalam setahun ini saja saya sudah dua kali project di pulau Kalimantan *huft dan sekali dalam rangka liburan ditahun 2009.
Daripada membahas mitos lebih panjang lagi ada baiknya saya menceritakan hal-hal yang lebih nyata dan lebih menarik lainnya mengenai Balikpapan. Kali ini saya dan teman-teman project mengunjungi 3 tempat wisata yang memang menjadi tujuan para wisatawan saat berada di Balikpapan. Tempat wisata pertama yang kami kunjungi adalah “Tritip” yang berlokasi 25 km dari tengah kota Balikpapan. Kalau dari namanya saya tidak kebayang tempat macam apa yang akan saya kunjungi ini. Namanya bisa saja lucu tapi apa yang saya kunjungi tidak lucu sama sekali. Tritip ini adalah tempat penangkaran buaya muara. Meskipun Kalimantan memiliki banyak sungai rawa dan muara namun kelestarian hewan ini ternyata perlu dijaga juga dalam suatu penangkaran. Disini terdapat banyak kolam yang airnya hanya sekitar 10 cm tingginya. Bisalah buat cuci-cuci kaki buaya. Setiap kolam memiliki ukuran dan umur buaya yang berbeda.
Setelah beramah tamah dengan buaya-buaya muara sebagai hewan khas Kalimantan, sekarang waktunya mengunjungi lokasi “konservasi beruang madu”. Lokasi beruang madu ini berjarak sekitar 28 km. Tidak terlalu jauh memang dari lokasi penangkaran buaya. Lokasi konservasi ini berada dalam wilayah hutan lindung sungai wain. Kalau tadi kita harus membayar Rp.10000 untuk melihat buaya. maka hanya dibutuhkan biaya Rp.0 untuk melihat beruang madu dari jarak dekat. Tetap ada kotak donasi bagi dermawan yang ingin membantu kelangsungan hidup beruang madu ini. Jika ingin melihat beruang madu, datanglah pada jam 09.00 dan 15.00 karena ini adalah saat makan beruang madu. Tidak banyak hal yang bisa dinikmati sebenarnya di lokasi konservasi ini selain melihat beruang madu lagi makan siang. Namun suasana yang sejuk dan panjangnya jalur tracking yang mengelilingi kandang hutan buatan ini bisa membantu untuk menikmati alam.
Dan dengan berakhirnya riwayat pisang gaping dalam perut saya, maka berakhir pulalah perjalan saya diminggu pertama saya di Kalimantan Timur ini. Untuk cerita berikutnya silahkan membuka post list Kalimantan Timur yah… Selamat Liburan yah *wink
Cerita oleh Tenri Ake
Edit oleh Cita Nursyadzaly
Foto oleh Yola
0 komentar:
Posting Komentar