Apa yang kira-kira dirasakan seseorang jika dia harus terjebak disuatu pulau dan tidak bisa pulang??
Sini gw jawab!! Rasanya itu seperti tiba-tiba blank...Kegiatan liburan pun rasanya dari membahagiakan tiba-tiba berat. Pikiran menerawang ke kerjaan, ke pacar, orang terdekat. Nafsu makan berkurang, males kemana-mana, pelarian ke kasur buat tidur bisa berjam-jam. Ini kalau dipulau tersebut masih ada penjual makan, tempat penginapan dan atm tentu saja. Maka bersyukur ajalah gw karena masih terjebak tidak bisa pulang di pulau yang memiliki banyak fasilitas tersebut. Saat pulau tersebut belum memiliki atm, banyak orang yang menggadaikan harta bendanya untuk bisa makan disana. Bahkan yang terjebak hingga 1 bulan harus bisa memasak dan menombak ikan dilaut buat bisa bertahan hidup. Intinya dari turis menjadi tuna wisma.
Kenapa gw bisa terjebak?? Jawabannya adalah karena persoalan angin.. Kalau melihat keadaan pantai di sekitar dermaga penyebrangan dipulau itu. Ombak hanya beriak kecil dan angin pun bertiup kencang tapi tidak sampai merobohkan pohon bahkan menjatuhkan ranting-ranting. Langit pun bergitu cerah bahkan boleh dikatakan terik. Pemandangan seperti ini benar-benar tidak cocok dijadikan alasan bahwa cuaca sedang buruk sehingga saya dan 600 orang lainnya harus terjebak di pulau tersebut tidak bisa pulang. Namun apalah mau dikata, saat membaca berita dimedia online bahwa tidak ada kapal yang diijinkan untuk berlayar menuju ke pulau yang saya tempati tersebut. Semua disebabkan angin kencang dan ketinggian ombak yang dapat mencapai ketinggian hinggi 3 meter.
Berlibur kepulau diakhir tahun sekitar bulan desember-januari dan juni-agustus memang tidak disarankan karena pengaruh angin barat dan angin timur yang dapat mengakibatkan gelombang ombak yang cukup besar. Yah anggap saja belajar ilmu geografinya ngak lewat buku tapi langsung dari pengalaman. Ternyata bolos pelajaran geografi pas sekolah berakibat buruk dikemudian hari hix hix hix..
*Dengan ini saya menyatakan bahwa saya cuti liburan ke pulau dulu paling cepat hingga maret-april 2013..
Long Trip, kalau ada yang dinamakan long trip maka inilah perjalanan terlama yang pernah saya rasakan.
Pada kesempatan kali ini, saya dan teman-teman kantor berkesempatan menikmati
liburan akhir project ke Pulau
Karimun Jawa. Tempat ini merupakan bagian dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sekitar
10 jam waktu yang saya butuhkan untuk menempuh perjalanan dari Jakarta ke
Semarang, Ibu kota Jawa Tengah. Lalu, saya butuh sekitar 2 jam lagi menuju ke
dermaga penyeberangan Jepara – Karimun Jawa.
Dari situ, dilanjutkan
lagi dengan perjalanan laut menggunakan kapal cepat Bahari Express atau kapal
lambat Muria. Dengan kapal cepat, wisatawan dapat sampai di Karimun Jawa dalam
waktu 2-3 jam, sementara dengan kapal lambat, butuh waktu 6-8 jam. Selain dari
Jepara, penyeberangan dapat pula dilakukan melalui Semarang dengan menggunakan
kapal cepat Kartini. Perlu diketahui bahwa penyeberangan kapal tidak setiap
hari, baik itu dari Jepara dan Semarang maupun dari Karimun Jawa. Untuk info
lebih jelasnya bisa kamu lihat di link berikut:
Setelah menghabiskan
total 22 jam perjalanan, sampai jugalah saya di Kepulauan Karimun Jawa, Jawa
Tengah. Dari dermaga, kami langsung diangkut menggunakan mobil yang sudah
termasuk dalam paket yang saya dan teman-teman bayar ke agen perjalanan. Bagi
yang mau jalan-jalan ala backpacker, kamu
bisa berjalan kaki saja, tidak perlu menggunakan mobil angkutan ketika turun di
dermaga. Kurang lebih 100 meter dari pintu keluar dermaga, di belokan kiri
pertama, banyak rumah-rumah penduduk yang bisa disewa. Kamu bisa menyewa satu
rumah atau hanya kamarnya saja (Jadi menghemat ongkos lagi degh hihihih *wink).
Setelah sampai di tempat yang sudah disediakan, tentu saja kami langsung
bersantap siang. Inilah salah satu kemudahan jika menggunakan jasa travel agent.
Bagi yang backpacking, jangan sedih. Tanyalah
kepada warga sekitar bagaimana cara ke alun-alun atau lapangan bola. Saat
siang, terdapat warung makan disekitar daerah tersebut yang menjual makanan dengan
menu rumahan. Sedangkan, saat sore dan malam hari, banyak penjual makanan yang
berkumpul di situ.
Jam sudah
menunjukkan pukul 16.00 dan matahari sudah tidak seterik tadi siang. Tanpa
perlu berlama-lama istirahat, saya dan teman-teman sudah siap naik mobil lagi.
Kami siap menjelajah tempat wisata lain dari Pulau Karimun Jawa.
Air Terjun Sunan Nyemplungan
Perjalanan ke air
terjun tidak semudah yang saya bayangkan. Tempat wisata yang satu ini nampaknya
belum banyak yang tahu atau tidak mau tahu kali yah…? Saya harus merasakan naik gunung saat berjalan menuju ke air
terjun. Jalan setapak yang terbentuk dari akar-akar pohon menjadi satu-satunya penyangga
tangan dan kaki agar tidak jatuh terguling-guling. Sesampainya di tujuan,
ternyata air terjunnya sendiri tidak seheboh perjalanannya. Air terjun hanya
terdiri dari satu undakan, namun cukup membuat saya senang karena bertemu
dengan air (hihihihi saya kanfetish ama air, nggak bisa kalo nggak
main basah-basahan dulu). Setelah dari wisata air terjun, saya dan teman-teman melanjutkan
perjalanan menuju hutan Mangrove.
Hutan Mangrove
Di hutan ini, kami berencana
menunggu sunset. Memasuki kawasan
hutan mangrove, sebenarnya tidak ada hal yang luar biasa kecuali deretan pohon
mangrove di kiri dan kanan yang bisa menjadi tempat mengambil foto. Namun,
ketika sampai di tempat antara hutan Mangrove dan pantai, pemandangan lain
mulai sedikit demi sedikit memanjakan mata. Menunggu sunset dari tempat ini benar-benar indah. Matahari lama kelamaan
menyingsing meninggalkan warna jingga, pink, kemudian kelabu di sela-sela pohon
mangrove yang masih kecil.
HARI KEDUA
Hari ini perjalanan
akan diisi dengan kegiatan snorkeling,
snorkeling dan snorkeling.
Maklum, belum modal kalau sampai harus membayar mahal untuk scuba diving. Pulau yang akan kami kunjungi
adalah pulau Menjangan Kecil, Geleang dan Menjangan Besar. Selain pulau-pulau
tersebut, perjalanan hari ini rencananya akan ditutup dengan mengunjungi
penangkaran hiu.
Pulau Menjangan Kecil
Dibandingkan dengan
pulau-pulau lainnya, pulau ini memiliki terumbu karang yang banyak dan cukup dekat
dari permukaan air. Selain itu, banyak rombongan ikan kecil berwarna-warni yang
terlihat lalu lalang. Hanya dengan menaburkan remah-remah biskuit atau roti,
ikan-ikan akan segera menghampiri.
Selain itu, meskipun saat musim arus laut, wilayah ini cenderung tenang,
sehingga kita dapat lebih santai menikmati pemandangan bawah lautnya.
Pulau Geleang
Kalau pulau lain
kami datangi untuk snorkeling dan bermain pasir, lain halnya dengan pulau
Geleang. Pulau satu ini ibarat rumah makan di tengah laut. Tapi, jangan bayangkan
ada bangunan rumah makan, pondokan atau warung-warung, karena pulau ini bisa
dikatakan tidak berpenghuni. Hanya saja, pulau ini tergolong rindang dan
dikelilingi pasir putih yang halus, sehingga cocok menjadi tempat persinggahan
kapal-kapal wisata untuk bersantap siang.
Makanan dan hidangan
ikan laut telah disiapkan sebelum kami berangkat tadi pagi, sehingga bisa
langsung dibakar sesampainya di pulau. Lagi-lagi ini adalah salah satu
kelebihan jika mengambil jasa travel
agent. Tapi kalau berjalan-jalan sendiri, kamu bisa minta dibelikan makanan
kepada penjaga penginapan atau penjaga kapal yang digunakan berkeliling. Ikan
yang dinikmati benar-benar ikan laut yang berwarna-warni. Salah satu yang saya
santap bernama ikan kakatua. Rasa daging ikan yang masih segar dan lembut,
ditambah dengan sambal dabu-dabu yang enak memberikan pengalaman yang tidak
terlupakan oleh perut saya *wink.
Tidak hanya makanan lautnya yang enak, pemandangan pantainya pun indah untuk dinikmati dan dimasukkan kedalam koleksi-koleksi foto saya. Tentu saja harus berhati-hati karena angin laut yang kencang dan ombak dengan arus yang cukup kuat bisa menyeret badan kita menjauhi bibir pantai.
Penangkaran Hiu
Salah satu objek
wisata utama di pulau Karimun jawa ini adalah penangkaran hiu. Yang menarik
dari tempat ini adalah kita bisa turun langsung berenang bersama hiu. Seram?
Tentu saja! Dalam penangkaran terdapat 2 kolam besar yang di isi dengan hiu
hitam dan hiu putih. Hiu yang terdapat di kolam termasuk kategori tidak
berbahaya karena tidak menyerang manusia. Kecuali, kamu turun ke bawah air
sambil berdarah-darah. “Situ jual, gw beli”, mungkin begitu kata hiunya, *wink.
Meskipun katanya
hiu-hiu ini sudah tidak pernah bersentuhan dengan habitat aslinya, namun naluri
hiu untuk mengincar korbannya tidak bisa hilang begitu saja. Walaupun saya tidak
termasuk korban, namun saat turun dan berdiri di atas batu besar di tengah
kolam, hiu-hiu hitam mulai menghampiri dan mengelilingi kaki saya.Yah pada akhirnya, mereka akan berenang
menjauh setiap kali saya mencoba untuk menyentuh atau mengambil foto mereka di
dalam air.
Hal aneh terjadi
ketika teman saya mencoba turun ke kolam. Ikan-ikan kecil yang hidup bersama
hiu ternyata lebih mengerikan daripada hiu itu sendiri. Mereka berani mendekati
manusia dan menggigiti bagian tubuh pengunjung terutama kaki. Tentu saja teman
saya langsung merespon gigitan tersebut dengan berenang terburu-buru ke tepi
kolam dengan pikiran sekilo daging kakinya telah hilang dimakan hiu
wakaakakakka.
HARI KETIGA
Namanya juga
berkunjung ke kepulauan, maka secara otomatis hari ini pun akan kembali di isi
dengan mengunjungi pulau dan pantai. Pulau-pulau yang kami datangi menawarkan
pemandangan indah yang bagus untuk mengambil foto. Pada awalnya kami berencana akan
mengunjugi pulau Cemara Kecil, Cemara Besar dan Pulau Gosong. Namun karena ombak
yang sangat tinggi, maka kami hanya mengunjungi pulau Cemara Kecil yang
diselingi dengan beberapa tempat snorkeling.
Pulau Cemara Kecil
Setiap musim punya
ceritanya sendiri. Di musim angin dan ombak laut tinggi seperti ini, mungkin bukan
keputusan yang bijak untuk snorkeling
di kepulauan Karimun Jawa. Namun, hal itulah yang membuat Pulau Cemara Kecil
menarik di mata saya. Saat air di sekitar pulau Cemara Kecil pasang, kami harus
turun sangat jauh untuk berjalan menuju pulau. Saat turun dari kapal, tinggi
air laut bisa mencapai dada, terlebih lagi jika ombak yang lebih tinggi dari
badan saya datang. Tapi, disitulah serunya karena saya dan teman-teman harus
cepat-cepat turun dari kapal saat tidak ada ombak dan bergegas mencapai pulau.
Tidak sedikit dari kami yang harus merasakan perihnya air laut saat masuk
kemata atau bahkan tertelan hahahahah. Sekali lagi, disitulah serunya…
Pantai Nirwana
Sebelum menceritakan
tentang pantai ini, saya minta maaf dulu saja kalau ternyata nama pantai ini
tidak benar hahahha. Seingat saya namanya memang seperti ini. Kalau saat
mengunjungi Pulau Karimun Jawa, ternyata tidak terdapat satu pantai pun yang
bernama demikian, maka deskripsikanlah pantai tersebut seperti ini.
1. Pantai ini sebenarnya adalah pantai pribadi yang berlokasi di dalam sebuah resort besar di Pulau Karimun Jawa.
2. Pantai ini tempat untuk melihat sunrise bukan sunset :D
Semoga penduduk
sekitar mengetahui keberadaan pantai ini. Good
luck! *wink. Meskipun pantai ini merupakan pantai untuk melihat sunrise,
namun tidak ada salahnya untuk menikmati angin sore di tempat ini. Pasirnya
bersih dan halus sehingga bisa dipakai untuk main gerobak sodor seperti yang
kami lakukan.
Selain itu, ada beberapa teman saya yang naik ke beranda hotel di
lantai 3 untuk menikmati pemandangan. Tidak lama setelah berkeliling di pantai
dan hotel, bebatuan besar di pinggir pantai mulai menggoda untuk di foto. Entah
teman saya yang jago mengambil foto, pemandangan dan kamera yang memang bagus,
atau memang saya yang cocok menjadi model, tapi foto-foto di atas batu ini sangat
pantas dipajang sebagai profile picture (pede
tingkat dewa). Belum lagi latar belakang langit berwarna orange yang makin menambah keindahan foto.
Agar perjalanan kamu
menarik dan tidak harus terhadang oleh cuaca maupun hal-hal tidak penting
lainnya, berikut tips & trick
yang dapat membantu. Semoga liburannya seru yak *wink.
Tips & Trick
·Berlibur di pulau ini agak tricky, karena lama tidaknya berwisata di Karimun Jawa tidak
tergantung pada seberapa lama kita ingin tinggal, atau seberapa banyak duit
yang dimiliki, melainkan seberapa stabil
angin di sekitar perairan Laut Jawa.
·Jadwal yang paling baik untuk berlibur adalah
bulan Februari-April. Kondisi angin stabil, hujan pun sudah tidak turun lagi.
·Sekitar bulan Mei-September masih bisa untuk
berlibur, namun perhatikan kecepatan angin. Kalau perlu cek BMG terlebih dahulu
mengenai kondisi angin disekitar Karimun Jawa.
·Sekitar bulan Oktober-Januari dipastikan
Indonesia sedang musim hujan disertai angin kencang. Jika memaksakan diri tetap
berlibur, hanya bisa berkeliling pulau-pulau di daerah timur saja.
·Budget:
1. Kisaran
harga untuk 3D2N sebesar Rp.650.000-Rp 750.000/orang dengan menggunakan travel agent. Kalau pergi dalam grup besar kamu bisa dapat harga di
range paling bawah. Tapi, kalau
kurang dari 5 orang, maka akan digabung dengan rombongan lain. Bagi yang backpacking bisa cari teman untuk share biaya kapal ketika di
tujuan.
2. Biaya
makan dan penginapan untuk sewa rumah sekitar Rp.300.000- Rp.450.000/ hari.
Kapasitas rumah cukup untuk 15 orang.
3. Biaya
bus eksekutif sekitar Rp.100.000 - Rp.140.000 tergantung jenis busnya. Tiap
bus punya fasilitas yang berbeda-beda dari wi-fi, jarak antar kursi, televisi di tiap kursi, dll. Bus
Jakarta-Jepara berangkat sekitar pukul 4-6 sore.
4. Ongkos
becak dari terminal / alun-alun Jepara ke Pelabuhan : Rp.10.000-15.000 / 2
Orang
Blog ini kelanjutan dari diary-diary yang sudah pensiun.
Daripada mengingat banyak hal yang negatif dalam diary lebih baik berbagi cerita dan perjalanan yang menarik.
Banyak perjalanan yang dimulai dengan teman yang menjadi sahabat kemudian dan pacar dan berakhir menjadi suami dari blog ini mulai hingga lalalala selamanya. Sekarang blog ini sudah ramai dengan cerita dengan keluarga kecil kami.
Semoga selalu ada cerita dan perjalanan yang dapat saya bagi. *wink
For English Version check my other blog www.foodnfeed.blogspot.com