Rabu, 28 Maret 2018

Ziarah dan Spot Foto Menarik di Madinah

Kota Madinah ini indah, udara lebih sejuk, angin banyak yang berhembus dan jadwal kami lebih santai secara ritual agama dibandingkan di Makkah tentunya. Hotel kami jaraknya lebih lumayan ke Mesjid dibandingkan saat di Makkah. Kalau di Makkah turun lift langsung pintu Masjidil Haram, kalau di Madinah kami perlu menyebrang jalan 2 blok untuk ke pintu masuk Masjid Nabawi. Bagi saya dan mertua perempuan saya enak yah jalannya tidak terlalu jauh karena kami masuk dari pintu belakang Masjid, sedangkan untuk suami dan mertua lelaki saya tentu saja masih memakan jarak lebih. 

Masjid Nabawi

Masjid Nabawi digunakan lebih banyak untuk beribadah sholat dan mengaji. Untuk ziarah ke Makan Rasulullah itu biasanya dijadwalkan. Untuk laki-laki dapat masuk dari setelah subuh hingga waktu tertentu. Kemudian bergantian untuk wanita, dan laki-laki kembali, kemudian setelah sholat Isya kembali perempuang yang dapat melakasanakan ziarah ke Makam Rasulullah SAW. Ketika giliran wanita yang berkesampatan melaksanakan ibadah ini, maka dipelataran Masjid akan lumrah pemandangan lelaki yang bermain, menyuapi, ketiduran dengan anak-anak mereka. Hal itu tentu saja dikarena para lelaki ini sedang mendapatkan giliran jaga sembari menunggu istri mereka selesai beribadah. 

Disaat siang hingga sore hari, seluruh canopy akan tebuka secara otomatis dan melindungi kami yang berada disekitar Masjid dari teriknya cahaya Matahari. Diwaktu sore, canopy ini akan tertutup kembali sehingga saya bisa sholat sambil menikmati pemandangan langit malam dipelataran Masjid. Air Zamzam di Masjid Nabawi itu freeflow yah teman-teman. Diluar Masjid dan didalam Masjid berjejer air zamzam yang bisa kita nikmati. Suhu airnya pun sejuk air kulkas, jadi siapin botol minum saja untuk refile setiap kali ke Masjid.

Di Madinah kami punya waktu untuk berkeliling-keliling kota dan pertokoan hampir setiap hari sepulang dari Masjid. Setiap sore bahkan saya dan suami berkeliling sambil membeli cemilan dan duduk-duduk dipinggir jalan melihat orang-orang Arab melakukan aktifitas mereka sehari-harinya. Kami memasuki pasar kaget, melihat gedung-gedung museum yang sudah tidak diperuntukkan untuk wisata, maupung gedung-gedung museum dengan antrian panjang namun kami tidak tahu bagaimana cara membeli tiket untuk masuk kedalam. Paling random yang kami lakukan adalah makan sushi. Saya sempat merasakan enneg banget cuy dengan semua yang berbau arab. Dari makanannya, bau-bauan ruangannya bahkan sampai lelaki dengan perawakan arab (hahahahahah). Makanya pas liat disalah satu hotel ada yang menawarkan paket dinner makanan jepang, saya pun langsung bujuk rayu ke suami untuk diajak makan. 


Kalau untuk berbelanja oleh-oleh yang arabic punya seperti peralatan sholat, tasbih, emas dan jenis oleh-oleh lainnya, di Makkah harga lebih murah dan pilihan lebih banyak. Namun untuk berbelanja ditoko dengan merk international, di Madinah saya malah mendapatkan banyak diskon. Astaga masuk toko H&M dan MotherCare itu diskon parah semua (borong mode: On). 

Sama seperti di Makkah, kami punya waktu sehari untuk ziarah kebeberapa tempat bersejarah di kota Madinah.

Kebun Kurma

Seperti paket wisata pada umumya yah, kita akan diajak kesalahsatu pusat oleh-oleh khas. Judul tripnya adalah mengunjungi kebun kurma. Realitanya kita masuk kedalam toko yang menjual buah berbagai jenis. Dari yang murah sampai yang mahal semuanya ada disini. Borong? tentu saja banyak yang borong untuk dijadikan oleh-oleh. Murah? Tidak donk ternyata sodara-sodara. Jadi sebelum kesini kami tiap hari suka beli kurma di toko-toko dibawah hotel yah. Harganya jauh beda dengan harga di toko kurma ini. Kirain kalau ke"pusat"-nya jadi lebih murah. Ternyata malah lebih mahal (*wink). Kami malah beli permen yang bentukan seperti bebatuan hahahah karena permen ini yang kami tidak temukan dipertokoan sekitar hotel (keluar tanpa membeli kurma)


Jabal Uhud

Sebagaimana yang diketahui yah, Jabal Uhud ini adalah salah satu tempat terjadinya perang Uhud dimana kekalahan jatuh kebala tentara Nabi Muhammad SAW. Jabal Uhud juga disebutkan akan kita temui kembali di Surga (semoga benar yah ilmu saya :D). Disini ada spot fotonya juga ternyata, lokasinya seperti undakan yang bisa kita naikin agar dapat lebih dekat pelihat Jabal Uhud. 

Tapi maaf yah teman-teman, bukannya naik berfoto di Jabal Uhud kami lebih memilih untuk berjalan-jalan dipermungkiman lokal sekitar Jabal Uhud. Kebetulan bus kami harus parkir jauh dari Jabal Uhud dan berakhir dipemungkiman lokal. Kami berjalan-jalan keluar masuk jalan namun tidak terlalu jauh takut nyasar kan berabe karena bahasa arabnya sebatas baca basmalah *wink.


Oh iya ada satu cerita nih yang membuat saya tersentuh ketika cari-cari cerita tentang Mesjid Nabawi dan Nabi Muhammad.

"Do your know 1400 years ago somebody loved you?

You weren't even born yet but He cried for you asking Allah SWT for your forgiveness

He wanted nothing less then Jannah for you

He had wives, children, friends and family who adore him, but it was your name he kept repeating ,"Ya Ummati Ya Ummati""

- Our beloved Rasulullah SAW

Minggu, 25 Maret 2018

Beribadah Mandiri di Makkah


Tawaf Setelah Isya

Perjalanan umroh ini tentu saja diselingi dengan banyak jalan-jalan disekitaran pertokoan di kota Mekkah. Waktu sholat yang terasa sambung menyambung biasanya hanya memberi jeda untuk berkeliling kota Mekkah antara hotel dan Masjidil Haram saja. Itu pun hanya lowong dilakukan dari sholat Ashar hingga sholat Magrib. Bukannya dari sholat Subuh itu waktunya lebih lowong yah?

Saya jawab yah, "Tentu saja tidak, itu malah waktu yang paling padat untuk ibadah". Kami sudah mandi bersih sebelum melaksanakan Sholat Subuh lengkap dengan pakaian ihram. Setelah sholat subuh biasanya kami langsung melakukan perjalanan ke Mesjid terdekat diluar kota Mekkah dengan menyewa taksi untuk mengambil "Miqat". Taksi ini banyak ngantri didepan hotel dari taxi untuk 4 penumpang hingga mini van untuk mini group.  Setelah itu kami kembali ke Masjidil Haram untuk melaksanakan sunnah Umroh. Jika santai, semua proses ini akan berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Pukul 10 kami biasanya selesai dan sudah kembali ke hotel untuk istirahat sambil beribadah lagi tentunya. Ini kami lakukan setiap hari dari kami tiba hingga dihari terakhir sebelum meninggalkan Mekkah menuju Madinah.

Setelah sholat Dzuhur, kegiatan berikutnya adalah makan siang. Bagi yang ikut travel, biasanya travel sudah booking restoran Indonesia yang menyediakan makanan prasmanan untuk jamaahnya. Kami cukup datang kesana saja setiap makan siang dan makan malam. Kalau bosan dan ingin mencoba makanan arabic juga tidak masalah, setiap mall disini memiliki food court yang menyediakan banyak makan khas arab.

Ziarah ke Gua Hira

Nah hari ini dikhususkan untuk ziarah keliling Mekkah. Setelah melaksanakan sholat Dzuhur, kami dan rombongan jalan menuju ke Jabal Nur untuk berziarah ke Gua Hira. Gua Hira adalah tempat dimana Rasulullah SAW mendapatkan wahyu pertama. Sesampainya disana, ternyata Jabal Nur ini tinggi banget yah. Dari tempat parkir, kami bisa mendongak keatas melihat orang-orang berjalan seperti anak semut sejauh 6 km hingga Gua Hira. Katanya sih hanya 1 jam yah hingga Gua Hira tapi kalau liat elevasinya sih ini mantap banget. Tentu saja, rombongan kami tidak naik keatas yah. Kami hanya menghabiskan waktu sebentar untuk berfoto-foto dengan pemandangan Jabar Nur. 

Ziarah ke Jabal Rahma 

Bagi yang belum tahu, Jabal Rahma adalah bukit yang terletak di Padang Arafah. Bentuknya tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan Jabal Nur. Diatasnya terdapat tugu yang menjadi simbol pertemuan antar Nabi Adam AS dengan Siti Hawa untuk pertama kalinya setelah mereka diturunkan dari Surga ke bumi. Banyak orang yang datang dan mendaki keatas untuk melaksanakan sholat sunnah kearah Masjidil Haram. Banyak yang berdoa disini biasanya tentang perjodohan dan kelacaran jodoh yah. Jadi jangan heran jika banyak sampah foto dibalik bebatuan, bungkusan-bungkusan kecil seperti jimat bahkan nama dua sejoli yang diukir banget diatas batu (vandalisme). 

 

Selesai berdoa diatas saya lebih memilih turun lebih dahulu untuk memberikan tempat kepada orang yang juga ingin berdoa. Untung jodoh saya sudah ketemu, kalau belum ketemu mungkin saya juga lamaan diatas mengabsen "klo si A jodoh saya dekatkanlah klo bukan maka dekatkan yang B dst" (*wink). Turun dari puncaknya saya dan suami berkeliling untuk mengambil foto donk. Kapan lagi yah saya punya foto yang desert-desert gini. 

Biasanya dilokasi yang sama juga ada wisata naik ke atas onta untuk berfoto, namun semenjak flu unta yang pernah menyerang Arab tidak ada lagi deh unta yang berkeliaran disekitar sini. Bucket list foto ama untanya di Bali aja jadinya gak jadi di Arab dagh. 

Sebentar lagi sholat Ashar, jadilah kami dan rombongan menuju pulang agar bisa melaksanakan sholat Ashar di Masjidil Haram. Ceritanya nanti dilanjut lagi ke Ziarah di Madinah yah teman-teman bhay!

 

Copyright © Makan sambil Jalan *wink. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver