Jumat, 06 Desember 2013

Europe Trip 6th Day - Vollendam untuk foto Ala Noni Belanda

Selamat pagi semuanya, pagi ini perjalanan dimulai dengan jalan kaki menuju Amsterdam Central Station (Amsterdam CS). Hari ini rencananya kita akan menuju salah satu kota yang terkenal di Belanda yaitu Vollendam. Kota ini terkenal sebagai kota pelabuhan dan tempat yang sangat khas untuk berfoto-foto menggunakan baju traditional Belanda. Untuk mencapat Volendam kami terlebih dahulu harus menggunakan kereta, kemudian dilanjutkan dengan Bus hingga sampai ketempat tujuan . Tidak perlu berjalan terlalu jauh, kami pun telat tiba di bibir pantai, angin pantai yang begitu dingin pun segera menyambut. Kami segera menyusuri jalan yang dipenuhi dengan penjajak oleh-oleh asli Belanda. Disini kamu pun bisa membeli keju dengan berbegai jenis, cemilan, souvenir, pajangan rumah dan tentu saja foto studio menggunakan baju khas Belanda.


Harga yang dipatok untuk berfoto berbeda-beda untuk foto sendiri, beramai-ramai , berdua, bertiga dan berempat. Sekedar tips saja, lebih baik mengambil paket foto bersama, satu hal yang pasti harganya akan menjadi lebih murah. “Trus, kalau saya ingin foto sendiri bagaimana?”. Nah satu hal yang pasti, segeralah berdiri dibagian depan untuk dipasangkan baju sehingga kamu bisa lebih cepat selesai dari perserta lainnya. Berganti-gantianlah dengan teman kamu untuk mengambil foto menggunakan kamera pribadi. Di dalam studio hanya terdapat setidaknya 3 orang crew termasuk kasir, fotografer dan satu orang yang membantu model mengenakan pakaiannya. Tentu saja tidak ada cukup waktu untuk memastikan bahwa tidak ada client yang menggunakan kamera pribadi untuk mengambil gambar. Mudah bukan?, Satu lagi, coba lebih memperhatikan studio foto ini, carilah studio foto yang lebih banyak memasang foto-foto orang-orang "berpengaruh" Indonesia seperti Gusdur, Megawati dkk. Studio foto tersebut selain harganya lebih murah, bisa berbahasa Indonesia dan lebih tidak ketat mengenai kamera pribadi tersebut. Selamat mencoba *wink.
Another stock for pre-wed photo
Setelah membeli beberapa pajangan rumah dan berfoto bersama, tidak lengkap rasanya jika tidak mencoba seafood yang banyak ditawarkan oleh rumah makan sekitar daerah ini. Seafoodnya kebanyakan disuguhkan ala fast food seperti fish & co. Ukuran dan rasanya pun pas dikantong dan diperut. Lebih pas lagi karena kali ini ditraktir oleh salah satu ibu-ibu yang ikut dalam rombongan kami. Perut kenyang hatipun senang. 

Disekitar daerah ini masih banyak rumah yang mempertahankan arsitektur khas Belanda sehingga kami bisa berfoto-foto dengan leluasa didepan rumah orang *wink. Sayangnya kami pun segera harus kembali ke city center untuk mengambil koper-koper di hotel dan segera bergegas menuju Frankfurt, Jerman menggunakan kereta selanjutnya. Sampai jumpa di Frankfurt yah :D.

Kamis, 05 Desember 2013

Europe Trip 5th day - Amsterdam Center dan Red Light Distric-nya

Setelah sarapan dan beres-beres kami pun kembali memesan taxi menuju central station untuk melanjutkan perjalanan kami dari Paris ke Amsterdam. Sebenarnya kami bisa menggunakan kereta saja, namun kami harus pindah stasiun untuk bisa tiba ke stasiun Paris Gare Du Nord. Tidak terbayangkan pindah gerbong dengan tentengan koper segede gaban ini sih. Oh iya kalau kamu membaca cerita sebelumnya di Paris, 1st day maka sekedar konfirmasi bahwa harga taxi kami dari hotel ke central station adalah sebesar 88 Euro. Ya, ini memang lebih mahal 8 EURO dibandingkan pengalaman kami sebelumnya. Apapun yang terjadi kala itu sebenarnya bukanlah penipuan hanya saja lack of communication yang benar-benar parah.

Lanjut yah? :D
Perjalanan kami dari Paris ke Amsterdam sebenarnya melewati Belgia, namun sangat disayangkan, karena perhitungan budget yang cukup ketat maka untuk kali ini kami tidak merencanakan untuk mampir ke Belgia. Kereta terus melaju hingga akhirnya sampailah kami di Amsterdam. Kalau biasanya kami harus naik komuter untuk bisa sampai ke hotel, kali ini kami hanya berjalan kaki saja, meskipun tidak bisa dibilang dekat, namun suhu yang dingin dan adrenalin jalan-jalan yang terus terpompa membuat kami menikmati acara geret-geret koper ini “Ayo ibu-ibu semangattt! *wink”.

Hotel kami tepat berada di depan Dam Square, tidak perlu terlalu jauh berjalan dari hotel pun kami sudah bisa mengunjungi Red Light District. Untuk yang satu itu saya akan ceritakan nanti saja yah *wink. Kami tiba dihotel sudah cukup sore hingga tidak ada banyak waktu untuk merenggangkan badan, kami pun segera beranjak ke Flower Market menggunakan kereta. Kereta didalam kota Amsterdam ini jalannya tidak terlalu cepat, mirip seperti transjakarta. 

Flower Market

Di Flower market ini banyak bunga dan souvenir yang dijual. Harganya pun lebih terjangkau dibandingkan dengan daerah tourist attraction lainnya. Tidak perlu berlama-lama, kami pun segera beranjak menuju “Amsterdam Sign”.





Amsterdam Sign
Tulisan ini sering berpindah-pindah dari satu tourist attraction ke yang lainnya. Sehingga setiap orang yang berfoto didepan Amsterdam Sign ini bisa jadi memiliki latar gedung yang berbeda-beda. Kali ini saya bisa berfoto sekaligus di depan RijksMuseum (Museum Nasional). Andai saja saya hanya berjalan-jalan berdua tentu saja saya bisa menceritakan isi museum ini, namun disayakan kali ini posisi saya sebagai turis bukan traveler sehingga foto-foto didepannya saja sudah cukup. Udara dingin benar-benar mengikuti kami hingga ke Amsterdam. Angin yang kencang menerpa wajah membuat kami pun memilih untuk tidak berlama-lama di luar ruangan. Untung saja ada tourist attraction yang menyediakan liburan didalam ruangan, segeralah kami beranjak ke Museum Madam Tusaud. 
Her name is "Erda" :D

Madam Tusaud
Sama halnya dengan museum Madam Tusaud dibeberapa negera, didalam museum ini pun tetap menampilkan beberapa patung lilin dari tokoh, artis, dan film yang terkenal. Tidak lupa dengan bangga mempersembahkan salah satu tokoh yang dipajang didalam museum ini, siapalagi kalau bukan presiden pertama Indonesia “Soekarno”. Setelah kami masuk kedalam sini, semuanya langsung sibuk bergaya disamping masing-masing patung lilin dan stage yang disediakan. Seru dan begitu menghibur untuk menghabiskan malam ini.

Puas dengan perjalanan kali ini. Untung saja kali ini kami menginap tepat ditengah kota, tentu saja ini berarti tengah pusat perbelanjaan. Yang ibu-ibu melanjutkan malam dengan sibuk berbelanja dari satu outlet ke outlet lainnya, saya dan pacar saya langsung kabur menuju “Red Light Distric”.





Red Light Distric

Tidak ada hal terlalu menakutkan berjalan-jalan sendiri dikawasan ini karena sama halnya dengan daerah hiburan malam di kota-kota lainya tentu saja ramai dengan orang berlalulalang dan melihat-lihat. Selain itu tidak perlu risih disapa oleh psk karena seluruh PSK menjajakkan dirinya didalam kaca hampir diseluruh gedung sepanjang daerah ini. Baik itu lantai 1, lantai 2 hingga lantai 3 kalau perlu. Selain itu, beda gang maka akan beda juga tipe psk yang ditampilkan. Ada gang yang menampilkan psk bule blonde, exotic, Asian bahkan yang paling mengejutkan banci pun punya gang sendiri. Entah mengapa  saat kami salah masuk gang banci ini, kami takut dan lari secepatnya menyusuri gang tersebut. Meskipun mereka semua dibatasi kaca, tapi melihat banci diseluruh kaca, dari lantai 1 dan 2 gendung tentu saja memberikan kesan tersendiri hahahahaha.

Selain sekedar berkeliling kami pun menyempatkan mencoba salah satu atraksi yang mengandung unsur “sex”.  Lebar mesin ini hanya selebar caraosel dengan beberapa pintu yang mengitarinya. Kapasitas maksimal setiap ruangan hanya 2 orang, jangan bayangkan duduk manis. Kami berdua harus berdiri berhimpitan dalam ruangna kapasitas 1 orang tersebut. Setelah kami memasukkan koin, secara tiba-tiba kaca hitam didepan kami berubah menjadi kaca bening. Dari kaca tersebut kami pun bisa menyaksikan adengan live hubungan suami istri yang sumpah bikin ngakak. Tidak menyangka ada orang yang menyaksikan adegan ini. Cukup melihat kurang dari 5 menit, layar kaca kembali hitam. Kami pun perlu memasukkan koin lagi untuk melanjutkan atraksi. Tidak terbanyangkan orang harus mengumpulkan berapa banyak koin euro untuk menyaksi pertunjukan tersebut sampai selesai. Untuk pertunjukan live yang lebih terorganisir pun ada, namun dengan harga yang lebih mahal. Bahkan ada beberapa museum sex yang menjadi tujuan wisata di daerah ini loh. Benar-benar kawasan wisata malam yang menarik untujk dikunjugi hahahahaha. Selamat bersenang-senang dan selamat malam *wink.

Rabu, 04 Desember 2013

Europe Trip 4th Day - Paris Factory Outlet dan Disney Land Kepepet

Paris, 2nd Day
Selamat pagi, menyambut pagi ini dengan sarapan dan siap-siap untuk berbelanja. Hukumnya ini wajib dilakukan disetiap kota mengingat harga di FO untuk barang-barang branded bisa lebih murah hingga 70% dari harga yang kita dapatkan di Indonesia. Sebenarnya hari ini ada unsur kegalauan antara berbelanja dan masuk ke Disneyland. Andai kata bisa pisah sih saya lebih memilih untuk masuk ke Disneyland saja sambil menunggu ibu-ibu ini berbelanja. Namun disayangkan kami harus pisah stasiun jika ingin pisah seperti itu. Belum lagi untuk ke Disneyland harus turun satu stasiun lebih dahulu dibandingkan FO. Lagian ada juga yang ingin berbelanja dan masuk Disneyland. Jadilah disepakati untuk ke Factory outlet terlebih dahulu hingga jam 14.00, baru setelah itu kami akan beranjak ke Disneyland.

Tidak banyak yang bisa saya beli disini, meskipun harganya 50 s.d 70% lebih murah tapi tetap saja. Sepatu yang sebelumnya Rp. 6jt sekarang tinggal Rp.2jt, tapi hellow masih Rp. 2jt buat sepatu  belum masuk katergori yang sepadan buat kaki saya. Jadilah saya ke bagian anak-anaknya saja. Berkah memiliki ukuran kaki kecil, saya bisa mendapatkan boots merk Zara dibagian anak-anak. Saat boots orang dewasa berharga jutaan saya berhasil memiliki satu sepatu boots seharga Rp. 400.000 yippi.

Tidak terasa waktu pun sangat cepat berlalu, namun bisa dipastikan ibu-ibu ini masih terjebak didalam lingkaran harga-harga diskon. Saat salah satu ibu datang yang lainnya belum datang. Saat yang lainnya datang eh yang satunya malah hilang. Begitulah yang terjadi hingga akhirnya kami baru berangkat menuju Disneyland Paris sekitar pukul 16.00 p.m. Untung sajalah saya masih bisa menikmat atraksi parade tokoh Disney saat masuk kedalam wahan Disneyland. Kondisi hujan dan area permainan yang luas benar-benar menjadi halangan bagi saya dan si pacar buat mencoba wahana yang seru di dalam Disneyland. Akhirnya tiket seharga Rp. 800.000 ini berakhir sebagai tiket masuk untuk membeli souvenir Disney saja :( huks.


Dengan berakhirnya kunjungan Disney kali ini maka semua ibu-ibu diantar pulang ke apartemen sedangkan kami tetap keluar malam hari untuk melihat pemandangan menara Eiffle saat malam hari.

Selasa, 03 Desember 2013

Europe Trip 3rd Day- Berkeliling Kota Paris dalam Sehari

Pagi menyambut dengan hawa dingin yang memeluk hingga kedalam tulang, untung saja penginapan saya sangat dekat dengan stasiun kereta menuju Paris, sehingga hangat pun kembali menyelimuti. Pembukaan cerita yang berat untuk ukuran blog, seberat mata saya saat ini yang menahan ngantuk. Saya dan rombongan kali ini akan menggunakan kereta untuk berpindah dari satu negara ke negara yang lain. Banyak perusahaan kereta cepat yang menawarkan jasa tersebut, tapi perlu diingat untuk membeli tiket dari jauh hari untuk mendapatkan harga termurah. Semakin mendadak kamu membeli tiketnya, semakin mahal pula harga yang bisa didapatkan.

Perjalanan akan ditempuh selama 6 jam melewati rel bawah laut. Setelah terbangun dan tertidur dan terbangun kembali selama perjalan, akhirnya sampailah kami di Paris Gare Du Nord. Kesan pertama saat menginjakkan kaki keluar dari stasiun kereta adalah “Horor”. Kota Paris dipenuhi oleh banyak imigran dari berbagai negara di Afrika dan Arab. Dengan tampang melongok, kami pun bingung harus menggunakan moda transportasi apa menuju hotel. Datanglah seseorang yang dapat berbahasa Inggris menawarkan diri untuk mencarikan kami taxi. Entah mengapa kami kesulitan untuk mendapatkan taxi padahal banyak taxi yang berjalanan melewati kami.
Setelah mendapatkan taxi, si Bapak meminta imbalan. Jangan sedih imbalannya 50 Euro “ngana pikir karena kita orang tidak bisa Bahasa Perancis kita orang juga tidak bisa juga hitung itu uang 50 Euro harganya berapakah?”. Untung saja kami harus segera menaiki taxi karena taxi tersebut harus segera jalan. Taxi ini seukuran dengan Alphard sehingga dapat mengangkut kami bertujuh berserta barang-barang kami. Kami pikir kebingungan kami berhenti sampai disitu. Sebelum taxi ini jalan, si supir taxi minta untuk langsung dibayar seharga 80 Euro. Wow, nilai yang fantastis! kami naik taxi menuju hotel dengan rate Rp. 1.200.000. Apalah kami ini bagai anak ayam kehilangan induknya. Kami pun segera patungan dan memberikan uang tersebut ke supir. Ini seperti sindikat rasanya, dimasukkan paksa kedalam mobil dan ditembak harga tinggi sebelum jalan.

Setelah perjalanan yang membingungkan ini akhirnya kami sampai juga di Aparthotel Adagio Paris Centre Tour Eiffel. Untung kali ini kami mendapatkan harga yang sepadan saat harus menginap di Service Apartment ini. Kejadian pagi ini benar-benar membuat kami lapar, sehingga kami menyempatkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berkeliling kota Paris.

Menara Eiffle

Setelah perut kenyang maka hati kembali senang. Tapi apalah cuaca ini teriknya bukan main tapi dinginnya benar-benar menusuk kulit. Paris nampaknya terkenal dengan anginnya yang bertiup kencang hingga membuat saya sesak nafas karena harus menutup muka dengan syal selama berjalan menuju Menara Eiffle. Kami memilih penginapan ini karena dekat dengan stasiun kereta dan pusat atraksi wisata di Paris. Saya tidak menyangka kalau ibu-ibu yang bersama saya liburan kali ini kuat juga diajak jalan-jalan kesana kemari. Tidak berapa jauh kami berjalan akhirnya sampailah kami di Menara Eiffle.

Struktur bangunan yang sangat tinggi membuat fotografer a.k.a si pacar mengeluarkan lensa fish eye andalannya untuk memotret kami bergaya mesra dengan menara Eiffle. Semua orang senang dan melupakan sejenak angin yang membawa hawa dingin ini. Nampaknya saya tidak sekuat ibu-ibu tersebut. Segera setelah berfoto-foto saya memilih untuk melipir ke salah satu food truck untuk membeli cokelat panas dan bagel. Ah, saya suka berada disini. Bisa melihat orang tertawa dan berfoto dari jauh dan menikmati moment berdua dengan pacar saya. Paris mulai menghipnotis saya dalam persepsi “romantis” yang sering orang-orang katakan. Hahahah lebay!

Tidak perlu sampai piknik dan tidur-tiduran juga sih di sini, kami memilih untuk berjalan mengitari taman sekalian mencari bus wisata untuk berkeliling. Mengapa susah sekali merasa tenang di sini. Belum juga kami keluar dari kawasan Menara Eiffle, datanglah segerombolan anak-anak yang membawa kertas untuk donasi a.n bencana perang yang menimpa suatu negara. Hebatnya, ada dua orang anak secara agresif datang dari arah depan pacar saya. Mereka benar-benar membuat jalan kami tidak nyaman. Dan “HUP! Lalu ditangkap!”. Menyadari posisi tersebut, ternyata si pacar justru waspada dan berhasil menangkap tangan salah seorang anak yang berjalan dari arah belakangnya dan mencoba memasukkan tangan kedalam blazer sipacar. Wow! hati-hati sodara-sodara sekejam-kejamnya ibu kota lebih kejam ibu kotanya orang hahahahhaah.

Tidak berpanjang lebar, anak-anak tersebut lari, kami pun kembali melanjutkan aktivitas sebagai turis :D. Dikawasan Eiffle ada beberapa moda bus wisata yang bisa kita pakai dengan harga yang berbeda. Namun jangan tertipu dengan harga yang lebih murah. Harga yang lebih murah ini bisa jadi dikarenakan jumlah bus mereka yang kurang banyak sehingga membuat kita menunggu lama untuk pindah dari satu tempat wisata ke tempat wisata yang lain. Saya bisa bilang begitu karena saya adalah seseorang yang membeli bus termurah saat itu hahahahahhaha.

De Louvre

Sepanjang perjalanan di kota Paris ini benar-benar memberikan pemandangan yang jauh berbeda dari pelesiran di Asia. Gedung-gedung dengan arsitektur mewah dan artistik, jembatan, orang-orangnya dan semua hal tentang Paris ini memang sangat memanjakan mata. Tidak butuh waktu lama dari Eiffle, sampailah saya di De Louvre. De Louvre ini memiliki bentuk yang unik yaitu pintu masuk segitiga penuh dengan kaca. Sayangnya, saya dan pacar adalah suara minoritas maka kami tidak menyempatkan diri untuk masuk ke dalam museum. Kami hanya menemani ibu-ibu ini berfoto-foto di sekitar De Louvre sambil menunggu bus selanjutnya datang untuk mengantarkan kami berpindah ke tempat berikutnya. Disinilah petuah saya tentang tiket bus murah sangat terasa. Bus berikutnya datang sangat lama. Membiarkan kami menunggu dingin disekitaran De Louvre.

Ada sesuatu yang menghibur saat menunggu disini, beberapa orang Afrika berlarian menjual souvenir menara Eiffle. Mereka mendatangin kami untuk tawar menawar kemudian kembali bersembuny setiap kali ada polisi yang datang. Tidak jelas sih mereka dikejar karena visa kerja mereka yang tidak ada atau mereka memang tidak boleh menjajakan barang dagangan di area wisata. Intinya setelah 3 kali berlarian dan kembali akhirnya deal di harga 1 EURO untuk 3 gantungan kunci dan 2 Euro untuk satu menara pajangan. Entah karena cara transaksi lari-larian ini atau karena darah ITC yang mengalir deras di dalam ibu-ibu ini, mereka bisa deal diharga 1 EURO 5 gantungan kunci dan 5 EURO untuk 3 pajangan. Bravo, bravo buat ibu-ibu inilah.

Dan akhirnya si bus hijau ini pun datang menghampiri kami, dengan riang kami menyambut karena dingin ini sudah tidak tertahankan lagi. Sumpah, ini seriusan dinginnya parah minta ampun. Anginnya ituloh ckckck *speechless.

Art de Triomphe de I’Etoile

Matahari pun mulai beranjak dari langit diiringi warna memerah hingga gelap, namun anginnya ini loh buset tetap aja gitu ngikutin saya hingga malam. Kalau bukan memikirkan sudah jauh-jauh datang kesini, masa sih tidak menyempatkan datang dan ikutan berfoto di tempat favorite orang buat prewed .Jadi meskipun kami harus merasakan suhu yang sangat dingin, kami tetap bertahan hingga posisi paling ok buat mengambil foto.

Seketika semua sudah selesai dengan foto session, maka kami langsung berlomba-lomba masuk ke dalam stasiun kereta karena sudah tidak tahan ingin segera pulang. Sebagaimana yang dikatakan dalam hukum jalan ramai-ramai untuk mengikuti suara mayoritas maka see you next time berjalan-jalan dikota Paris luntang lantung. Soon saya kembali. Amin *wink.

Senin, 02 Desember 2013

Europe Trip 2nd Day - Bekeliling London dan Mengunjungi Chelsea Stadion

London, 2nd day



Segera setelah sarapan selesai, kami pun sudah bersiap-siap untuk mengunjungi ibu ratu. Posisi menentukan prestasi, perlu diingat bahwa ini adalah acara sejuta turis yang mengunjungi kota London. Meskipun acara ini berlangsung setiap hari. Namun tetap saja sulit untuk mendapatkan posisi foto yang mumpuni karena jumlah wisatawan yang selalu ramai.

Buckingham Palace

Acara pergantian pengawal ini mulai dilaksanakan pada pukul 10.00 a.m. Karena kami datangnya lebih pagi jadinya kami punya banyak waktu lowong untuk berjalan-jalan di taman sambil berfoto. Pemandangan pagi hari yang sangat sayang untuk dilewatkan. Perubahan musim gugur ke musim dingin ini membuat taman yang biasanya hijau menjadi lebih berwarna dengan daun pohon yang berubah kecokelatan dan daun yang sudah lebih dulu berguguran mewarnai jalan beraspal yang biasanya hanya berwarna abu-abu saja (seketika merasa romantis).
another pre-wed photo session

another pre-wed photo session
Tidak terasa kami pun harus bergegas menuju pintu gerbang kerajaan karena orang-orang sudah mulai ramai mengambil tempat yang paling strategis untuk berdiri. Pintu gerbang Istana akan dibuka kiri dan kanan. Berdirilah di pintu gerbang sisi kiri istana karena penjaga akan masuk melalui pintu kanan dan kiri namun penjaga yang telah berakhir waktu shiftnya akan keluar dari gerbang kiri. Dua kemungkinan berfoto dari jarak jauh dengan pengawal in lebih baik daripada satukan? *wink.





Chelsea Stadion
Setelah puas berfoto-foto mulai dari gedung Buckingham, polisi penjaga, hingga kuda polisi, maka kami kembali beranjak menuju stasiun kereta untuk menempuh perjalana ke salah satu club sepak bola yang terkenal di kota London. Arsenal? (udah pernah :p) sekarang kita menuju ke basecampnya Chelsea. Meskipun saya hanya menonton acara bola jika PSM atau timnas yang main, namun tetap saja rasanya sayang jika ke Inggris tanpa mengunjungi salah satu stadion bolanya.


Sekali lagi sungkeman dengan fans Chelsea, karena saya tidak rela mengeluarkan kocek yang cukup dalam untuk masuk berkeliling stadion. Cukup dengan di depan stadion saja dan mengunjungi toko souvenir rasanya kewajiban kami sebagai yang bukan fans sudah terbayarkan hehehe.

Sabtu, 29 Juni 2013

Medan Menuju Danau Toba

Hay semua, pekerjaan di kantor baru ini benar-benar menyita waktu. Kalau ada waktu lenggang pasti buat jalan-jalan keluar atau sekalian tertidur pulas di kamar. Mumpung hari ini semua berjalan lambat – termasuk otak saya yang kurang tidur karena harus sahur – maka mengisi blog saya harapkan bisa ‘memanaskan’ otak saya.


Kali ini saya akan menceritakan pengalaman jalan-jalan saya di provinsi Sumatera Utara. Selain kota Medan yang terkenal dengan kulinernya yang enak-enak, masih ada banyak tempat-tempat wisata yang wajib untuk kita kunjungi. Salah satunya di sepanjang jalan provinsi Sumatera Utara menuju Danau Toba. 

Untuk mencapai Danau Toba sebenarnya ada dua rute alternatif yang bisa kamu tempuh. Yang pertama melalui Prapat yang memakan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan. Lalu, bisa juga melalui Berastagi yang memakan waktu sekitar 7-9 jam perjalanan. Kali ini saya akan melawati kedua jalan tersebut, pergi lewat Berastagi dan pulang melalui Parapat.

Berastagi

Kota yang satu ini dapat ditempuh  dalam 2 jam perjalanan dari kota Medan. Bertempat di daerah ketinggian di Sumatera Utara, kabupaten ini terkenal dengan kumpulan resort yang bisa disewa untuk menghabiskan akhir pekan. Tentunya sambil menikmati cuaca berkabut dan dingin ala pegunungan.

Seperti halnya daerah dataran tinggi di kota-kota lain, Berastagi juga terkenal dengan jeruk, stroberi dan sayur-sayurannya yang dapat dibeli dengan cara petik sendiri. Kalau kamu tidak terlalu ahli dalam memetik sayur dan buah-buahan, bisa langsung saja datang ke pasar buah Berastagi. Harga rata-rata buah-buahan di sini sekitar Rp.15.000,-/kg. Ajaibnya, untuk wisatawan internasional harganya bisa berubah menjadi Rp.50.000,-/kg. Kali ini saya membeli buah kesemek kupas untuk dibawa pulang. Pilih yang tidak terlalu matang, sehingga bisa dimakan seperti camilan selama perjalanan. 
Selain pasar buahnya, di Berastagi pun terdapat taman alam lumbini. Tempat ini sebenarnya adalah vihara yang mengadopsi model arsitektur dari Thailand. Bentuk vihara dengan stupa lancip diatasnya, diselimuti dengan warna emas, dan banyaknya tulisan dengan aksara Thai menghiasi arsitektur disekeliling tempat ibadah ini. Tak ada biaya masuk ke dalam vihara. Bahkan, kita bisa berkeliling dengan bebas sambil mengambil foto – sambil tetap menjaga kesopnanan tentunya. Oh iya, ada baiknya kamu jangan ngobrol di dalam vihara karena suara yang bergema bisa menganggu kekhusyukan umat Budha yang sedang berdoa.




Tidak hanya itu saja, di Berastagi ini juga ada Mickey Land – taman bermain outdoor. Hanya dengan membayar Rp.80.000,-/orang, kamu sudah bisa menikmati puluhan wahana bermain. Sayangnya, saya tidak sempat mencoba taman bermain ini karena waktu yang sempit. Mungkin lain kali ya…

Air Terjun Sipiso-Piso

Setelah tertidur selama beberapa jam di perjalanan, akhirnya saya sampai juga di salah satu tujuan wisata kabupaten Kaban Jahe, Sumatera utara. Apa itu? Apalagi kalau bukan Air Terjun Sipiso-Piso. Uniknya, saat tiba ditempat ini, ternyata posisi saya berada sejajar dengan puncak air terjun. Entah ada berapa ratus anak tangga yang harus saya lewati untuk sampai ke bagian bawah air terjun.
Jangan tertawa, namun untuk air terjun kali ini saya hanya mampu setengah perjalanan saja. Saya cukup menyesal tidak sempat melihat langsung dasar air terjun. Tapi, saya anggap tersebut alasan yang tepat untuk kembali ke Sipiso-Piso suatu saat nanti. Untungnya, tempat ini memiliki latar belakang yang sangat indah:  Danau Toba yang terhampar seperti lautan, sangat mengesankan.
*Sekadar tip dari guide saya: Kalau mau beli oleh seperti baju, daster atau baju hangat yang bertuliskan Berastagi, tempat ini menawarkan harga yang lebih murah, ketimbang di Pasar Buah Berastagi.


Samosir

Tidak berlama-lama di air terjun Sipiso-piso, perjalanan selanjutnya ditempuh selama 3 jam agar tepat waktu sebelum kapal penyebrangan dari Parapat menuju ke Samosir berangkat. Di kabupaten Parapat sendiri terdapat beberapa pelabuhan untuk menyebrangkan kendaraan maupun perorangan ke Pulau Samosir.  Untuk kapal penumpang tersedia di pelabuhan Ajibata. Ada yang menuju ke Tomok ada yang menuju ke Tuk-tuk. Pastikan penginapan kamu berada dekat dengan Tomok atau Tuk-tuk. Kapal berangkat setiap jam. Dari Ajibata kapal pertama jalan pukul 08.00 sedangkan kapal terkahir jalan pukul 19.00. Sedangkan dari samosir sendiri, kapal pertama jalan pukul 07.00 sedangkan kapal terakhir jalan pukul 18.00. Untuk sekali perjalanan, penumpang diwajibkan untuk membayar sebesar Rp. 10.000,00. 

Sebenarnya saya berencana untuk menyebrang bersama mobil saja agar mudah berjalan-jalan sekitar pulau Samosir keesokan harinya. Namun sangat disayangkan, membludaknya tingkat kunjungan di libur sekolah kali ini, mengharuskan kita untuk memparkir mobil di pelabuhan Ajibata dan menyebrang sendiri menuju samosir. Saya tidak perlu khawatir karena mobil aman bersama sopir yang telah saya sewa juga sebelumnya.
Kali ini saya menginap di Toba Cottage, kapal yang saya naiki langsung mengantarkan saya tepat ke dermaga cottage ini. Pertama kali tiba, saya benar-benar bingung harus ngapain seperti tersesat dipulau asing *wink. Setelah melapor ke receptionist, segeralah saya mendapatkan kamar. Malam ini kami berencana untuk keluar mencari makanan disekitar cottage namun cuaca yang hujan dan penerangan yang kurang mengharuskan kami menikmati dinner buffet di hotel saja. 

Namun saya tidak terlalu kecewa, karena meskipun terjebak oleh hujan saya tetap bisa menikmati suasana pulau Samosir. Makan sepuasnya sambil lesehan serta di temani live music yang memaikan lagu-lagu khas batak yang ceria. Hahahaah paling tidak terdengar riang, mungkin karena vocal orang batak yang keras aja kali yah hingga lagu-lagunya terdengar cerita oleh saya.

Tidak terasa waktu berlalu, satu persatu penghuni hotel telah menyelesaikan makan malam mereka dan beranjak ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Saya tidak sabar menanti besok pagi untuk berkeliling pulau Samosir ini.
Setelah semalaman diguyur hujan, pulau Samosir dan danau Toba begitu indah dipagi hari yang cerah. Tidak perlu berlama-lama menikmati sarapan pagi, kami segera menuju dermaga dibelakang cottage untuk berenang di danau Toba. Awalnya saya tidak yakin untuk masuk kedalam air danau, namun melihat banyak orang yang bersenang-senang di dalam air serta ibu-ibu dari penduduk sekitar yang masih berenang di danau untuk mandi setiap harinya, maka saya memberanikan diri masuk kedalam air. Tidak ada karang didalam sini, yang ada hanya tanaman bawah air dan ikan-ikan kecil yang berenang disekitar saya. Air danau toba masih sangat bersih, tidak hanya airnya namun udara pengunungan menambah kesejukan yang saya nikmati. Rasanya tidak ingin mengakhiri pengalaman saya didalam air, namun masih banyak tempat yang dapat saya kunjungi di pulau Samosir ini. Maka setelah beberapa kali percobaan melompat dari pinggir danau, akhirnya saya dengan berat hati harus segera bersiap-siap untuk perjalanan kami berikutnya.



Waktu telah menunjukkan pukul 10.00 pagi, karena tidak mau terburu-buru untuk kembali ke hotel untuk check out, saya memilih untuk check-out lebih awal. Setelah itu menitipkan tas pakaian saya pada receptionist dan menyewa motor untuk berkeliling pulau Samosir mengingat mobil kami sedang diparkir di daerah Parapat. Harga sewa motor adalah Rp. 30.000,00/ perjam untuk 2 jam pertama. Selebihnya Rp. 90.000,00 untuk penggunaan seharian. Harga tersebut sudah termasuk harga bensinya. Setelah semuanya siap, maka dimulailah perjalanan kami kali ini menuju salah satu situs sejarah di pulau Samosir yaitu Batu Kursi Raja Siallangan. 



Di dalam kompleks object wisata ini masih terdapat beberapa rumah adat suku batak yang asli. Tembok-tembok tinggi yang mengelilingi kompleks ini menunjukkan bahwa dahulu kompleks ini dapat dikatakan seperti kompleks kerajaan. Ditengah kompleks terdapat dua tempat pertemuan dimana meja dan kursinya terbuat dari batu yang dipahat. Tempat pertemuan pertama berada di depan kediaman raja untuk rapat-rapat baik itu tentang perang maupun hal-hal umum lainnya. Sedangkan tempat pertemuan ke dua bisa disebut sebagai persidangan dimana hukuman untuk tahanan perang dibahas disini beserta eksekusinya.

Saya baru tahu, kalau menjadi algojo orang Batak ini ternyata tidak mudah, jika tahanan perang mempunyai ilmu kebal yang lebih tinggi darinya sehingga tidak mati dengan sekali penggal saja, maka yang akan di eksekusi berikutnya adalah si algojo. Pekerjaan yang berat yah ternyata hohoho.

Setelah mengitari daerah wisata ini, selanjutnya perjalanan dengan motor kembali dilanjutkan ke daerah Tomok. Ternyata tomok ini merupakan pusat kota pulau Samosir. Disini terdapat pusat pasar basah maupun kering, pelabuhan dan tentu saja ada tempat wisata yang ingin saya kunjungi disini. Setelah parker dipinggir jalan daerah Tomok ini, kami berjalanan masuk kedalam pasar untuk sampai ke Makam Batu Raja Sidabutar. Sebelum masuk ke dalam kompleks makam, kami harus memakai ulos yaitu kain khas batak. Didalm makam, tour guide saya langsung menjelaskan kisah dan arti dari patung-patung yang menempel pada makam Raja Sidabutar. Aneh sekaligus lucunya, terdapat patung wanita di atas makam sang raja. Ternyata patung ini diperuntukan untuk tunangan Raja Sidabutar yang menghilang mendekati hari pernikahan mereka. Konon tunangannya ini dipercayai sebagai jelmaan Ratu Pantai Selatan. Saya tidak terbanyangkan menjadi istrinya kalau melihat patung dimakam suami saya bukan saya loh, bisa saya obrak-abrik lagi tuh makam kayaknya hahahah.


Setelah berkeliling objek wisata melewati jalan kampung, sawah, pegunungan akhirnya siang pun datang dan kami pun mengakhiri perjalanan kali ini dengan makan siang disalah satu rumah makan muslim. Bagi yang tidak ingin makan didalam restoran yang menjual makanan mengandung B1 (anjing) atau B2 ( babi) maka langsung saja memilih rumah makan muslim yang banyak terdapat disepanjang jalan. Setelah kenyang dan capai, kami pun kembali ke dermaga cottage, mengambil barang dan menunggu kapal berikutnya datang sambil tidur-tiduran di rumah adat Batak yang dibuat terbuka ini. Angin sepoi-sepoi pun membelai kami hingga ketiduran disana.


Puas dengan pulau Samosir dan keindahan Danau Toba, kami pun harus rela melewati 5 jam perjalan lagi menuju kota Medan. Jangan lupa untuk mampir di Kabupaten Siantar untuk menikmati roti selai kaya dan kopi/the/teh tarik panasnya yang bener-bener beda dari yang lain. Rotinya lembut hingga terasa meleleh dimulut bener-bener berbeda dari roti yang kita makan pada umumnya. Ah lapar saya membicarakan makanan dikala puasa seperti ini. Selamat mencoba saja yang teman, sampai jumpa diperjalan saya berikutnya *wink.

Itenary
Sewa mobil 2 hari: Rp. 600.000,00
Sewa sopir (makan + penginapan) 2 hari: Rp. 300.000,00
Bensin: Rp. 270.000,00
Penginapan: Rp. 275.000 – Rp. 550.000 (ada baiknya booking kamar online, untuk mendapatkan harga 20-30% lebih murah)
Sewa motor: Rp. 60.000,00 / motor/ 2 jam
Makan: Rp. 25.000,00 – Rp. 30.000,00/ orang/ makan
Buah-buahan di Berastagi: Rp. 15.000,00/ kg
Souvenir baju anak: Rp. 25.000,00/ sepasang
Souvenir baju dewasa: Rp. 20.000,00 - Rp 30.000,00/ baju

 

Copyright © Makan sambil Jalan *wink. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver