Betapa beruntungnya saya mempunyai
teman-teman seperti mereka. Kita tidak pernah melewatkan waktu untuk berliburan
saat waktu lenggang telah datang. Bulan April 2010, kami semua sepakat untuk
berwisata pantai. Tujuan kami kali ini adalah Pulau Seribu. Untuk mencapai
pulau seribu ini, dibutuhkan perjalanan laut selama 4 jam dari dermaga Muara
Angke. Sesaat setelah matahari terbit dari pinggir dermaga, saya dan
teman-teman telah siap di dermaga Muara Angke. Kami menggunakan kapal kayu
dengan kapasitas 200 orang untuk berangkat menuju Pulau Seribu. Kapal ini setiap
harinya berangkat pada pagi dan sore hari . Untuk fasilitas ini, saya cukup membayar
sebesar Rp.50.000 untuk sekali jalan. Sekedar informasi, waktu berlayar pada
saat cuaca normal adalah pada pagi hari, karena angin dan ombak belum terlalu
kencang sehingga mabuk laut pun bisa dikurangi.
Suasana Muara Angke di Pagi Hari
Suasana di Lantai Bawar Kapal
Suasana di Lantai Atas Kapal
Kapal Antar Pulau
Sesampainya di pulau seribu, kami
segera menuju salah satu rumah penduduk untuk menaruh barang sekaligus makan
siang. Semua ini sudah di atur oleh travel
agent yang kami sewa. Terdapat banyak pulau-pulau kecil yang bisa kita
pilih untuk ditinggali di pulau seribu ini. Pada umumnya wisatawan memilih
pulau Tidung dan Pulau Bidadari untuk berlabuh karena fasilitas pendukung
seperti seperti hotel, penyewaan sepeda dan wahana banana boat memang paling banyak terdapat di kedua pulau tersebut.
Namun, kali ini kami memilih pulau lain yaitu Pulau Harapan untuk menetap
selama berada di kawasan Kepulauan Seribu.
Setelah makan siang, tentu saja ini
waktunya untuk segera menjelajah pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu. Untuk
menjelajahi pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu, kami menggunakan kapal kayu yang
mempunyai ukuran lebih kecil dengan kapasitas penumpang sekitar 10-15 orang.
Sewa satu kapal untuk setengah hari ini adalah sebesar Rp.300.000.
Pemandangan Diluar Dermaga Pulau Harapan
Penginapan di Pulau Harapan
Tujuan pertama kami adalah snorkeling untuk melihat keindahan bawah
laut Kepulauan Seribu. Biaya yang harus dikeluarkan untuk sewa alat snorkeling
ini adalah sebesar Rp.50.000 untuk goggle
dan sepasang kaki katak. Pertama-tama kami diajak snorkeling di salah satu pulau yang memiliki dermaga panjang ke
arah laut. Selain snorkeling di
pinggir dermaga, kita juga bisa melakukan atraksi lompat dari dermaga untuk
masuk ke dalam air. Berhati-hatilah kalau tidak bisa berenang karena arus
disekitar dermaga ini termasuk cukup kuat.
Melompat dari Pinggir Dermaga
Pulau Pasir Putih
Kami tidak menghabiskan banyak waktu
di sini, setelah itu kami segera naik kapal lagi menuju tengah laut untuk snorkeling. Namanya saja yang tengah
laut namun pada kenyataannya kami sekarang sedang berlari-lari di tengah lautan
dalam arti yang sebenarnya. Di tengah laut ini terdapat pulau pasir putih yang
membentang cukup luas untuk berjalan dan bermain-main di atasnya. Hati-hati
dengan kaki, karena terdapat bulu babi yang bisa melukai kaki kalau sampai
tertusuk durinya. Tapi setelah saya pikir-pikir, seharusnya saya memperingatkan
bulu babi untuk berhati-hati dengan kami karena pada kenyataannya setelah
sampai di sana kami sempat berburu bulu babi untuk dibelah dan dimakan
telurnya. Rasanya yah rasa laut *wink.
Gunung Pasir di Tengah Laut
Snorkling di Tengah Laut
Tidak hanya pasir putih yang sangat
bersih yang memanjakan mata dan kaki kami disini, snorkeling di sekitar pulau pasir putih ini juga sangat
menyenangkan. Terdapat banyak karang-karang yang indah dan besar sehingga kita
bisa duduk maupun berdiri diatasnya. Tapi sekali lagi, berhati-hatilah dengan
bulu babi yang banyak terdapat diantara karang yang memukau mata ini.
Capek berenang ditengah laut,
kegiatan kami berikutnya di Kepulauan Seribu ini adalah berkeliling pulau-pulau
pribadi. Kalau di dalam kompleks bisa berderetan rumah yang dimiliki oleh
seseorang, maka deretan pulau di Kepulauan Seribu ini pun nampak seperti
deretan rumah. Saya sampai heran saat bertanya kepada tour guide kami tentang nama-nama pulau disana. Bahkan ada deretan
pulau yang setiap pulaunya dimiliki oleh dinansti Soeharto. Kesempatan kali
ini, kami hanya berlabuh di pulau Soeharto. Untuk masuk kedalam pulau ini, kita
harus memberikan rokok beberapa bungkus kepada penjaga pulau. Yang bisa kita
nikmati di pulau ini adalah peninggalan villa yang besar ditengah-tengah pulau,
landasan helikopter, dermaga di pulau Soeharto yang masih menyisakan tempat
duduk besi dengan pemandangan langsung kelautan. Membayangkan masa kejayaan
mantan Presiden Soeharto jaman dulu saat beliau duduk disini pasti menyenangkan.
Dermaga Pulau Soerharto
Kursi Kejayaan Presiden Soerhato
Pulau berikutnya yang kami kunjungi
adalah Pulau Putri, sayangnya untuk sekedar berleha-leha dipulau ini pun kita
harus membayar biaya masuk. Tapi tenang saja, rokok nampaknya punya peranan
penting di Kepulauan ini. Dengan memberikan rokok kepada penjaga pulau, saya
dan teman-teman sempat masuk kedalam mini Sea
World di Pulau Putri.
Mini Seaworld
Salah Satu Hewan Asli Pulau
Taman Bermain Pulau Putri
Barbeque Time
Dengan berakhirnya matahari menyinari
bumi pada hari ini, maka berakhir pula perjalanan saya dan teman-teman
berkeliling kepulauan seribu. Saatnya pulang dan menikmati seafood barbeque yang sudah disiapkan di pulau
harapan. Untuk biaya secara keseluruhan jika ikut sekitar Rp.350.000/orang
diluar sewa alat snorkeling. Selamat
menikmati liburan di Kepulauan Seribu, rasanya nagih euy *wink.
Retribusi Kapal Muara
Angke-Pulau Seribu : Rp.50.000/orang/
trip
Blog ini kelanjutan dari diary-diary yang sudah pensiun.
Daripada mengingat banyak hal yang negatif dalam diary lebih baik berbagi cerita dan perjalanan yang menarik.
Banyak perjalanan yang dimulai dengan teman yang menjadi sahabat kemudian dan pacar dan berakhir menjadi suami dari blog ini mulai hingga lalalala selamanya. Sekarang blog ini sudah ramai dengan cerita dengan keluarga kecil kami.
Semoga selalu ada cerita dan perjalanan yang dapat saya bagi. *wink
For English Version check my other blog www.foodnfeed.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar