Hay semua, pekerjaan di kantor
baru ini benar-benar menyita waktu. Kalau ada waktu lenggang pasti buat jalan-jalan
keluar atau sekalian tertidur pulas di kamar. Mumpung hari ini semua berjalan
lambat – termasuk otak saya yang kurang tidur karena harus sahur – maka mengisi
blog saya harapkan bisa ‘memanaskan’ otak saya.
Kali ini saya akan menceritakan
pengalaman jalan-jalan saya di provinsi Sumatera Utara. Selain kota Medan yang
terkenal dengan kulinernya yang enak-enak, masih ada banyak tempat-tempat
wisata yang wajib untuk kita kunjungi. Salah satunya di sepanjang jalan provinsi
Sumatera Utara menuju Danau Toba.
Untuk mencapai Danau Toba sebenarnya
ada dua rute alternatif yang bisa kamu tempuh. Yang pertama melalui Prapat yang
memakan waktu sekitar 4-5 jam perjalanan. Lalu, bisa juga melalui Berastagi
yang memakan waktu sekitar 7-9 jam perjalanan. Kali ini saya akan melawati
kedua jalan tersebut, pergi lewat Berastagi dan pulang melalui Parapat.
Berastagi
Kota yang satu ini dapat ditempuh dalam 2 jam perjalanan dari kota Medan.
Bertempat di daerah ketinggian di Sumatera Utara, kabupaten ini terkenal dengan
kumpulan resort yang bisa disewa
untuk menghabiskan akhir pekan. Tentunya sambil menikmati cuaca berkabut dan
dingin ala pegunungan.
Seperti halnya daerah dataran
tinggi di kota-kota lain, Berastagi juga terkenal dengan jeruk, stroberi dan
sayur-sayurannya yang dapat dibeli dengan cara petik sendiri. Kalau kamu tidak
terlalu ahli dalam memetik sayur dan buah-buahan, bisa langsung saja datang ke
pasar buah Berastagi. Harga rata-rata buah-buahan di sini sekitar Rp.15.000,-/kg.
Ajaibnya, untuk wisatawan internasional harganya bisa berubah menjadi Rp.50.000,-/kg.
Kali ini saya membeli buah kesemek kupas untuk dibawa pulang. Pilih yang tidak
terlalu matang, sehingga bisa dimakan seperti camilan selama perjalanan.
Selain pasar buahnya, di Berastagi
pun terdapat taman alam lumbini. Tempat ini sebenarnya adalah vihara
yang mengadopsi model arsitektur dari Thailand. Bentuk vihara dengan stupa
lancip diatasnya, diselimuti dengan warna emas, dan banyaknya tulisan dengan
aksara Thai menghiasi arsitektur disekeliling tempat ibadah ini. Tak ada biaya
masuk ke dalam vihara. Bahkan, kita bisa berkeliling dengan bebas sambil
mengambil foto – sambil tetap menjaga kesopnanan tentunya. Oh iya, ada baiknya kamu
jangan ngobrol di dalam vihara karena
suara yang bergema bisa menganggu kekhusyukan umat Budha yang sedang berdoa.
Tidak hanya itu saja, di
Berastagi ini juga ada Mickey Land – taman bermain outdoor. Hanya dengan membayar Rp.80.000,-/orang, kamu sudah bisa
menikmati puluhan wahana bermain. Sayangnya, saya tidak sempat mencoba taman
bermain ini karena waktu yang sempit. Mungkin lain kali ya…
Air Terjun Sipiso-Piso
Setelah tertidur selama beberapa
jam di perjalanan, akhirnya saya sampai juga di salah satu tujuan wisata kabupaten
Kaban Jahe, Sumatera utara. Apa itu? Apalagi kalau bukan Air Terjun Sipiso-Piso.
Uniknya, saat tiba ditempat ini, ternyata posisi saya berada sejajar dengan puncak
air terjun. Entah ada berapa ratus anak tangga yang harus saya lewati untuk
sampai ke bagian bawah air terjun.
Jangan tertawa, namun untuk air
terjun kali ini saya hanya mampu setengah perjalanan saja. Saya cukup menyesal
tidak sempat melihat langsung dasar air terjun. Tapi, saya anggap tersebut
alasan yang tepat untuk kembali ke Sipiso-Piso suatu saat nanti. Untungnya,
tempat ini memiliki latar belakang yang sangat indah: Danau Toba yang terhampar seperti lautan, sangat
mengesankan.
*Sekadar tip dari guide saya: Kalau mau beli oleh seperti
baju, daster atau baju hangat yang bertuliskan Berastagi, tempat ini menawarkan
harga yang lebih murah, ketimbang di Pasar Buah Berastagi.
Samosir
Tidak berlama-lama di air terjun Sipiso-piso, perjalanan selanjutnya
ditempuh selama 3 jam agar tepat waktu sebelum kapal penyebrangan dari Parapat
menuju ke Samosir berangkat. Di kabupaten Parapat sendiri terdapat beberapa
pelabuhan untuk menyebrangkan kendaraan maupun perorangan ke Pulau Samosir. Untuk kapal penumpang tersedia di pelabuhan
Ajibata. Ada yang menuju ke Tomok ada yang menuju ke Tuk-tuk. Pastikan
penginapan kamu berada dekat dengan Tomok atau Tuk-tuk. Kapal berangkat setiap
jam. Dari Ajibata kapal pertama jalan pukul 08.00 sedangkan kapal terkahir
jalan pukul 19.00. Sedangkan dari samosir sendiri, kapal pertama jalan pukul
07.00 sedangkan kapal terakhir jalan pukul 18.00. Untuk sekali perjalanan,
penumpang diwajibkan untuk membayar sebesar Rp. 10.000,00.
Sebenarnya saya berencana untuk
menyebrang bersama mobil saja agar mudah berjalan-jalan sekitar pulau Samosir
keesokan harinya. Namun sangat disayangkan, membludaknya tingkat kunjungan di
libur sekolah kali ini, mengharuskan kita untuk memparkir mobil di pelabuhan
Ajibata dan menyebrang sendiri menuju samosir. Saya tidak perlu khawatir karena
mobil aman bersama sopir yang telah saya sewa juga sebelumnya.
Kali ini saya menginap di Toba
Cottage, kapal yang saya naiki langsung mengantarkan saya tepat ke dermaga
cottage ini. Pertama kali tiba, saya benar-benar bingung harus ngapain seperti
tersesat dipulau asing *wink. Setelah melapor ke receptionist, segeralah saya
mendapatkan kamar. Malam ini kami berencana untuk keluar mencari makanan
disekitar cottage namun cuaca yang hujan dan penerangan yang kurang
mengharuskan kami menikmati dinner buffet di hotel saja.
Namun saya tidak terlalu kecewa,
karena meskipun terjebak oleh hujan saya tetap bisa menikmati suasana pulau
Samosir. Makan sepuasnya sambil lesehan serta di temani live music yang
memaikan lagu-lagu khas batak yang ceria. Hahahaah paling tidak terdengar
riang, mungkin karena vocal orang batak yang keras aja kali yah hingga
lagu-lagunya terdengar cerita oleh saya.
Tidak terasa waktu berlalu, satu
persatu penghuni hotel telah menyelesaikan makan malam mereka dan beranjak ke
kamar masing-masing untuk beristirahat. Saya tidak sabar menanti besok pagi
untuk berkeliling pulau Samosir ini.
Setelah semalaman diguyur hujan, pulau Samosir dan danau Toba begitu indah dipagi hari yang cerah. Tidak perlu berlama-lama menikmati sarapan pagi, kami segera menuju dermaga dibelakang cottage untuk berenang di danau Toba. Awalnya saya tidak yakin untuk masuk kedalam air danau, namun melihat banyak orang yang bersenang-senang di dalam air serta ibu-ibu dari penduduk sekitar yang masih berenang di danau untuk mandi setiap harinya, maka saya memberanikan diri masuk kedalam air. Tidak ada karang didalam sini, yang ada hanya tanaman bawah air dan ikan-ikan kecil yang berenang disekitar saya. Air danau toba masih sangat bersih, tidak hanya airnya namun udara pengunungan menambah kesejukan yang saya nikmati. Rasanya tidak ingin mengakhiri pengalaman saya didalam air, namun masih banyak tempat yang dapat saya kunjungi di pulau Samosir ini. Maka setelah beberapa kali percobaan melompat dari pinggir danau, akhirnya saya dengan berat hati harus segera bersiap-siap untuk perjalanan kami berikutnya.
Setelah semalaman diguyur hujan, pulau Samosir dan danau Toba begitu indah dipagi hari yang cerah. Tidak perlu berlama-lama menikmati sarapan pagi, kami segera menuju dermaga dibelakang cottage untuk berenang di danau Toba. Awalnya saya tidak yakin untuk masuk kedalam air danau, namun melihat banyak orang yang bersenang-senang di dalam air serta ibu-ibu dari penduduk sekitar yang masih berenang di danau untuk mandi setiap harinya, maka saya memberanikan diri masuk kedalam air. Tidak ada karang didalam sini, yang ada hanya tanaman bawah air dan ikan-ikan kecil yang berenang disekitar saya. Air danau toba masih sangat bersih, tidak hanya airnya namun udara pengunungan menambah kesejukan yang saya nikmati. Rasanya tidak ingin mengakhiri pengalaman saya didalam air, namun masih banyak tempat yang dapat saya kunjungi di pulau Samosir ini. Maka setelah beberapa kali percobaan melompat dari pinggir danau, akhirnya saya dengan berat hati harus segera bersiap-siap untuk perjalanan kami berikutnya.
Waktu telah menunjukkan pukul
10.00 pagi, karena tidak mau terburu-buru untuk kembali ke hotel untuk check
out, saya memilih untuk check-out lebih awal. Setelah itu menitipkan tas
pakaian saya pada receptionist dan menyewa motor untuk berkeliling pulau
Samosir mengingat mobil kami sedang diparkir di daerah Parapat. Harga sewa
motor adalah Rp. 30.000,00/ perjam untuk 2 jam pertama. Selebihnya Rp.
90.000,00 untuk penggunaan seharian. Harga tersebut sudah termasuk harga
bensinya. Setelah semuanya siap, maka dimulailah perjalanan kami kali ini
menuju salah satu situs sejarah di pulau Samosir yaitu Batu Kursi Raja Siallangan.
Di dalam kompleks object wisata
ini masih terdapat beberapa rumah adat suku batak yang asli. Tembok-tembok
tinggi yang mengelilingi kompleks ini menunjukkan bahwa dahulu kompleks ini
dapat dikatakan seperti kompleks kerajaan. Ditengah kompleks terdapat dua
tempat pertemuan dimana meja dan kursinya terbuat dari batu yang dipahat.
Tempat pertemuan pertama berada di depan kediaman raja untuk rapat-rapat baik
itu tentang perang maupun hal-hal umum lainnya. Sedangkan tempat pertemuan ke
dua bisa disebut sebagai persidangan dimana hukuman untuk tahanan perang
dibahas disini beserta eksekusinya.
Saya baru tahu, kalau menjadi
algojo orang Batak ini ternyata tidak mudah, jika tahanan perang mempunyai ilmu
kebal yang lebih tinggi darinya sehingga tidak mati dengan sekali penggal saja,
maka yang akan di eksekusi berikutnya adalah si algojo. Pekerjaan yang berat
yah ternyata hohoho.
Setelah mengitari daerah wisata
ini, selanjutnya perjalanan dengan motor kembali dilanjutkan ke daerah Tomok.
Ternyata tomok ini merupakan pusat kota pulau Samosir. Disini terdapat pusat
pasar basah maupun kering, pelabuhan dan tentu saja ada tempat wisata yang
ingin saya kunjungi disini. Setelah parker dipinggir jalan daerah Tomok ini,
kami berjalanan masuk kedalam pasar untuk sampai ke Makam Batu Raja Sidabutar. Sebelum masuk ke dalam kompleks makam,
kami harus memakai ulos yaitu kain khas batak. Didalm makam, tour guide saya
langsung menjelaskan kisah dan arti dari patung-patung yang menempel pada makam
Raja Sidabutar. Aneh sekaligus lucunya, terdapat patung wanita di atas makam
sang raja. Ternyata patung ini diperuntukan untuk tunangan Raja Sidabutar yang
menghilang mendekati hari pernikahan mereka. Konon tunangannya ini dipercayai
sebagai jelmaan Ratu Pantai Selatan. Saya tidak terbanyangkan menjadi istrinya
kalau melihat patung dimakam suami saya bukan saya loh, bisa saya obrak-abrik
lagi tuh makam kayaknya hahahah.
Setelah berkeliling objek wisata
melewati jalan kampung, sawah, pegunungan akhirnya siang pun datang dan kami
pun mengakhiri perjalanan kali ini dengan makan siang disalah satu rumah makan
muslim. Bagi yang tidak ingin makan didalam restoran yang menjual makanan
mengandung B1 (anjing) atau B2 ( babi) maka langsung saja memilih rumah makan
muslim yang banyak terdapat disepanjang jalan. Setelah kenyang dan capai, kami
pun kembali ke dermaga cottage, mengambil barang dan menunggu kapal berikutnya
datang sambil tidur-tiduran di rumah adat Batak yang dibuat terbuka ini. Angin
sepoi-sepoi pun membelai kami hingga ketiduran disana.
Puas dengan pulau Samosir dan
keindahan Danau Toba, kami pun harus rela melewati 5 jam perjalan lagi menuju
kota Medan. Jangan lupa untuk mampir di Kabupaten Siantar untuk menikmati roti
selai kaya dan kopi/the/teh tarik panasnya yang bener-bener beda dari yang
lain. Rotinya lembut hingga terasa meleleh dimulut bener-bener berbeda dari
roti yang kita makan pada umumnya. Ah lapar saya membicarakan makanan dikala
puasa seperti ini. Selamat mencoba saja yang teman, sampai jumpa diperjalan
saya berikutnya *wink.
Sewa mobil 2
hari: Rp. 600.000,00
Sewa sopir
(makan + penginapan) 2 hari: Rp. 300.000,00
Bensin: Rp.
270.000,00
Penginapan:
Rp. 275.000 – Rp. 550.000 (ada baiknya booking kamar online, untuk mendapatkan
harga 20-30% lebih murah)
Sewa motor:
Rp. 60.000,00 / motor/ 2 jam
Makan: Rp.
25.000,00 – Rp. 30.000,00/ orang/ makan
Buah-buahan di
Berastagi: Rp. 15.000,00/ kg
Souvenir baju
anak: Rp. 25.000,00/ sepasang
Souvenir baju
dewasa: Rp. 20.000,00 - Rp 30.000,00/ baju