Kamis, 10 September 2020

Tracking ke Curug Cibeureum

Setelah sebulan lebih PSBB transisi, Senin depan PSBB mau diperketat lagi. Bisa jadi mobilitas antar kota akan sulit kembali. Jauh sebelumnya kami sudah merencanakan perjalanan ini sih, pas banget hari Jumat terakhir PSBB transisi kami merencanakan untuk ke Cibodas. Kali ini mau mencoba tracking 2.8km menuju Curug Cibeureum. Jalur yang kami lewati juga jalur yang biasanya dilewati para pendaki menuju Gunung Gede, tapi jaraknya beda jauh cin masih +/- 9 km lagi dari pengkolan terakhir jalur ini bertemu :p.

Beda dengan trip terakhir ke Sentul yang jaraknya dari tengah kota hanya memakan waktu 1 jam, kali ini perjalanan kami ditempuh dalam 2 jam. Akhirnya sekitar pukul 9 pagi kami pun tiba diparkiran Taman Nasional Gunugn Gede Pangrango. Tiket masuk dengan retribusi legal adalah sebesar 8.000 idr/ mobil. Setelah sampai di dalam, biaya parkirnya yang ilegal nambah lagi 10.000 idr/ mobil. Dari parkiran, kami perlu berjalan lagi +/- 500 meter menuju loket penjualan tiket. Harga tiketnya 19.000 idr/ orang. 



Dari loket ini-lah perjalanan 2.8km menuju curug dimulai. Selama 2 km pertama, perjalananterus menanjak. Berbeda dengan jalur lain yang saya pernah gunakan untuk mendaki Gunung Gede, jalur ini benar-benar sudah jalur wisata. Kami tidak lagi mendaki tanah liat dan bebatuan alami gunung, justru kami melewati bebatuan gunung yang telah disusun berbentuk tangga sejauh 2 km. Setelah perjalanan +/- 1.5km kami akhirnya sampai di pos 2. Tepat di depan pos 2 kita bisa melihat telaga yang pemandangannya misterius indah gitu yah. Telaga ini disebutnya Telaga Biru, namun tergantung tumbuhan yang sedang tumbuh didalam telaga maka warna telaga pun kadang akan berubah menjadi warna hijau. Tentu saja kami mampir untuk menikmati pemandangan telaga sambil beristirahat sejenak.


Setelah puas mengambil gambar pemandangan, kami pun melanjutkan perjalanan kami kembali menyusuri tangga bebatuan. Gw pikir tangga bebatuan ini akan terus menanjak hingga ke air terjun. Alhamdulillah banget track tangga ini berakhir di 20 HM atau sekitar 2 km.  

Perjalanan berikutnya enak banget, selain jalannya mendatar bentukan jalannya pun jembatan beton yah. Jadi berakhirlah refleksi 2 km terakhir ini. Itu jalannya bagus rapi tapi batunya benar-benar menusuk telapak kaki sih guys. Di 800 meter perjalanan terakhir sudah enak bangetlah jalannya, hingga akhirnya kami pun tiba di Curug Cibeureum. Kami tiba sekitar pukul 10 WIB lewat setelah perjalanan sekitar 70 menit. Bagi yang terbiasa naiak gunung katanya track ini bisa ditempuh selama 50 menit, kemudian jika kita ingin mengajak anak atau keluarga yang lebih seniur untuk ikutan biasa akan menghabiskan waktu sekitar 120 menit perjalanan.

 

Disini ada 3 curug, curug pertama dan kedua bisa langsung terlihat ketika kita masuk, sedangkan curug ketiga perlu effor untuk melewati bebatuan yang lain. Sayangnya jalur ini harus melewati jalan yang cukup terjal dengan bebatuan berlumur, takut jatuh gak jelas kami pun mengurungkan niat kami untuk melihat curug ketiga.

Air terjunnya ini tinggi banget sih dan angin pun berhembus cukup kencang, jadi meskipun kita duduk agak jauh dari air terjun tetap saja kita akan kena sisaan air yang terbawa angin. Satu yang kami sayangkan adalah ternyata dibawah air terjun itu bentukannya bukan kolam tapi hanya pod air dengan kedalaman setengah betis dan itupun berpasir. Menimbang-nimbang untuk main air dibawah air terjun yang super dingin atau duduk manis aja menikmati pemandangan dengan pop mie yang wajib banget untuk dimakan yah teman-teman. 


Akhirnya kami memutuskan untuk memesan 2 cup pop mie dan memilih untuk duduk menghadap air terjun. Ngobrol santai sambil menikmati pemandangan benar-benar lebih dari cukup untuk liburan kali ini (jauh amat mau ngobrolnya mbak mas??? hahahaha). Setelah pukul 12.00 cuaca disini tetap dingin yah teman-teman, disepanjang perjalanan pun tetap dingin. Kita benar-benar jalan diantara pepohonan hutan. Kemudian diperjalan pulang outfit orang yang naik pagi dan naik sore beda loh teman-teman. Kalau yang naik pagi mostly pakai baju olah raga dan sepatu yang proper untuk naik gunung pada umumnya. Tapi yang naik gunung setelah siang lebih banyak yang tampilannya mau kemall dengan parfume yang semerbak loh. Dahysat sekali saya melihat alas kaki mall yang mereka gunakan sambil melirik kelingking kaki saya yang sudah diplester kiri kanan. 

Sepulangnya, kami mampir dulu direstoran Bumi Aki namanya (buminini.co.id ). Restoran ini lumayan ramai sih tapi prosedur covidnya lumayanlah. Setiap meja dibersihkan dengan disinfektant setiap kali pergantian customer. Selain itu pegawainya juga menggunakan seragam covid kit yang proper. Layout rumah makan yang semi terbuka juga mengurangi pertukaran udara yang beresiko selama makan didalam rumah makan tersebut yah. 

Setelah selesai makan, kami langsung siap-siap untuk menuju pulang. Pergi 2jam, ternyata pulang 3 jam. Jadilah kami keluar rumah jam 6 pagi dan kembali lagi kerumah jam 6 sore, inilah 12 jam perjalanan weekend kami yang dihabiskan sebelum PSBB kembali. Semoga pengalaman covid ini berakhir dengan kita semua sehat-sehat saja yah, jadi bisa jalan jauh-jauh lagi nih :D.

Dari kaki yang luka dan hati yang bahagia *wink
Dari kaki yang luka dan hati yang bahagia *wink

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Makan sambil Jalan *wink. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver