Mungkin bisa
dibilang, tidak ada yang bisa menghalangi saya mengunjungi pulau atau saya yang
tidak bisa kalau tidak berlibur ke tempat jauh dalam sebulan saja. Kunjungan
saya berikutnya dibulan Ramadhan ini adalah pulau Beras Basah. Pulau Beras
Basah berjarak 6-7 jam perjalanan darat dari kota Balikpapan menuju kota
Bontang. Namun sebelum menceritakan Pulau Beras Basah ini, mungkin ada banyak
hal-hal menarik yang harus saya ceritakan terlebih dahulu khusus di halaman
blog ini.
Selain itu, ada taman yang sebenarnya digadang-gadang untuk menjadi taman bermain di tengah pulau sungai Mahakam. Nama taman ini adalah pulau Kemala, namun sudah banyak fasilitasnya yang rusak dan jarak antar wahana yang cukup jauh pun menjadi salah satu kendala. Untuk mencapai pulau Kumala ini kita harus menggunakan perahu. Perahu ini bisa dipakai hanya untuk menyeberang namun bisa pula disewa untuk berkeliling sungai Mahakam. Biaya masuk ke pulau ini adalah Rp.20.000 /orang untuk fasilitas mobil yang mengantar keliling pulau dan soft drink.
Ojek Perahu untuk menyebrang ke pulau |
Bus Wisata untuk berkeliling pulau Kemala |
Rumah Adat Suku Dayak |
Pura simbol Kutai sebagai kota berkembangnya Hindu |
Tidak
berlama-lama perjalanan kembali dilanjutkan hingga tiba akhirnya di kota
Bontang. Saya dan teman-teman menginap di Hotel Andika. Selain gratis, buat
saya dan teman-teman jaraknya dari tempat keberangkatan pun cukup dekat. Kalau
saya gratis kalau kamu tentu saja bayar :p. Harga hotel di sini dimulai dari
harga Rp.250.000 hingga Rp.450.000
permalam. Saran saya, jika pergi beramai-ramai ambillah kamar yang
seharga Rp.350.000 dan pesan saja kasur
tambahan (extra bed) seharga
Rp.20.000 . Jangan khawatir karena luas kamar dua kali kamar standar di hotel.
Pada malam hari
ada dua tempat yang bisa dikunjungi di kota Bontang. Tempat pertama yaitu café
Singapura. Dinamakan Singapura karena di cafe ini terdapat Statue Merlion yang juga menyemburkan air dari mulutnya. Kalau
pengambilan fotonya hanya badan kita dan Merlionnya saja, orang-orang tentu
percaya kita sedang berada di Singapore. Hal yang menarik dari café Singapura
ini adalah seluruh bagian café berada di atas teluk. Sebagian
besar tempat duduk di cafe ini pun adalah outdoor
jadi suasana nyaman dan tenang benar-benar dapat dinikmati di sini. Monolog, ”gimana ngak tenang kalau cuma ada café ini
saja di ujung berug Bontang”.
Patung Merlion khas Bontang |
Tempat yang
satunya lagi bernama Tanjung Koala. Tanjung Koala ini juga tidak kalah aneh
tempatnya dari café Singapura. Kalau café Singapura hanya cafenya saja yang
berada diatas air, kalau Tanjung Koala ini dari pinggir jalan masuk kedalam
Tanjung Koala sepanjang satu kilometer semuanya berada diatas tanjung. Tanjung
Koala ini adalah kumpulan café-café pinggir laut yang biasanya ditemui di
kota-kota yang dekat dari pantai. Untuk mencapai café-café ini saya harus
berjalan sekitar satu kilometer melewati perkampungan yang rumah-rumah dan
jalanan depannya pun dibangun diatas air dengan menggunakan kayu ulin. Monolog,”ulin-ulin betapa malang nasib mu nak nak
nak”.
Capek
berkeliling kota Bontang pada malam hari saatnya pulang tidur, bagi yang siap
melanjutkan perjalanan silahkan mengunjungi bukit di daerah pupuk kaltim. Dari
atas bukit, pemandangan pabrik pupuk yang sangat besar ini juga fantastis untuk
dinikmati dengan banyak lampu pabrik dan kobaran api abadi di sekeliling
pabrik.
Cerita oleh Tenri Ake
Edit oleh Cita Nursyadzaly
Foto oleh Yola & Cak Roni
0 komentar:
Posting Komentar