Setelah sarapan dan beres-beres kami pun kembali memesan taxi menuju central station untuk melanjutkan perjalanan kami dari Paris ke
Amsterdam. Sebenarnya kami bisa menggunakan kereta saja, namun kami harus
pindah stasiun untuk bisa tiba ke stasiun Paris Gare Du Nord. Tidak
terbayangkan pindah gerbong dengan tentengan koper segede gaban ini
sih. Oh iya kalau kamu membaca cerita sebelumnya di Paris, 1st day
maka sekedar konfirmasi bahwa harga taxi kami dari hotel ke central station
adalah sebesar 88 Euro. Ya, ini memang lebih mahal 8 EURO dibandingkan
pengalaman kami sebelumnya. Apapun yang terjadi kala itu sebenarnya bukanlah
penipuan hanya saja lack of communication yang benar-benar parah.
Lanjut yah? :D
Perjalanan kami dari Paris ke
Amsterdam sebenarnya melewati Belgia, namun sangat disayangkan, karena
perhitungan budget yang cukup ketat maka untuk kali ini kami tidak merencanakan
untuk mampir ke Belgia. Kereta terus melaju hingga akhirnya sampailah kami di
Amsterdam. Kalau biasanya kami harus naik komuter untuk bisa sampai ke
hotel, kali ini kami hanya berjalan kaki saja, meskipun tidak bisa
dibilang dekat, namun suhu yang dingin dan adrenalin
jalan-jalan yang terus terpompa membuat kami menikmati acara geret-geret
koper ini “Ayo ibu-ibu semangattt! *wink”.
Hotel kami tepat berada di depan Dam Square, tidak perlu terlalu jauh berjalan dari hotel pun kami sudah bisa mengunjungi Red Light District. Untuk yang satu itu saya akan ceritakan nanti saja yah *wink. Kami tiba dihotel sudah cukup sore hingga tidak ada banyak waktu untuk merenggangkan badan, kami pun segera beranjak ke Flower Market menggunakan kereta. Kereta didalam kota Amsterdam ini jalannya tidak terlalu cepat, mirip seperti transjakarta.
Flower Market
Di Flower market ini banyak bunga dan
souvenir yang dijual. Harganya pun lebih terjangkau dibandingkan dengan
daerah tourist attraction lainnya. Tidak perlu berlama-lama, kami
pun segera beranjak menuju “Amsterdam Sign”.
Amsterdam Sign
Tulisan ini sering
berpindah-pindah dari satu tourist attraction ke yang lainnya. Sehingga setiap
orang yang berfoto didepan Amsterdam Sign ini bisa jadi memiliki latar gedung
yang berbeda-beda. Kali ini saya bisa berfoto sekaligus di depan RijksMuseum
(Museum Nasional). Andai saja saya hanya berjalan-jalan berdua tentu saja saya
bisa menceritakan isi museum ini, namun disayakan kali ini posisi saya sebagai
turis bukan traveler sehingga foto-foto didepannya saja sudah cukup. Udara
dingin benar-benar mengikuti kami hingga ke Amsterdam. Angin yang kencang
menerpa wajah membuat kami pun memilih untuk tidak berlama-lama di luar ruangan. Untung saja ada tourist
attraction yang menyediakan liburan didalam ruangan, segeralah kami beranjak ke
Museum Madam Tusaud.
Madam Tusaud
Sama halnya dengan museum Madam Tusaud dibeberapa negera,
didalam museum ini pun tetap menampilkan beberapa patung lilin dari tokoh,
artis, dan film yang terkenal. Tidak lupa dengan bangga mempersembahkan salah
satu tokoh yang dipajang didalam museum ini, siapalagi kalau bukan presiden
pertama Indonesia “Soekarno”. Setelah kami masuk kedalam sini, semuanya
langsung sibuk bergaya disamping masing-masing patung lilin dan stage yang
disediakan. Seru dan begitu menghibur untuk menghabiskan malam ini.
Puas dengan perjalanan kali ini.
Untung saja kali ini kami menginap tepat ditengah kota, tentu saja ini berarti
tengah pusat perbelanjaan. Yang ibu-ibu melanjutkan malam dengan sibuk
berbelanja dari satu outlet ke outlet lainnya, saya dan pacar saya langsung
kabur menuju “Red Light Distric”.
Red Light Distric
Tidak ada hal terlalu menakutkan
berjalan-jalan sendiri dikawasan ini karena sama halnya dengan
daerah hiburan malam di kota-kota lainya tentu saja ramai dengan orang berlalulalang
dan melihat-lihat. Selain itu tidak perlu risih disapa oleh psk karena seluruh PSK menjajakkan dirinya didalam kaca
hampir diseluruh gedung sepanjang daerah ini. Baik itu lantai 1, lantai 2
hingga lantai 3 kalau perlu. Selain itu, beda gang maka akan beda juga tipe psk
yang ditampilkan. Ada gang yang menampilkan psk bule blonde, exotic, Asian
bahkan yang paling mengejutkan banci pun punya gang sendiri. Entah mengapa saat kami salah masuk gang banci ini, kami takut dan lari secepatnya
menyusuri gang tersebut. Meskipun mereka semua dibatasi kaca, tapi melihat
banci diseluruh kaca, dari lantai 1 dan 2 gendung tentu saja memberikan kesan
tersendiri hahahahaha.
0 komentar:
Posting Komentar