Hari ini perjalanan kami
dilanjutkan dengan bus menuju ke Melaka. Pukul 07.00 kami sudah meninggalkan
hostel menuju Lavender MRT station. Bus kami akan berangkat dari sini menuju ke
Bus Poll di Hattan Hotel Melaka. Waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan tidak
termasuk lamanya waktu yang harus kami habiskan di imigrasi Singapura lagi dan
lagi. Membayangkan kejadian kemarin saja rasanya sudah malas bukan main.
Setelah 30 menit perjalanan kami pun sampai di pintu gerbang Singapura. Rasanya
senang sekali melihat banyaknya counter imigrasi yang buka dibandingkan dengan
kemarin. Sehingga kami hanya menghabiskan waktu sekitar 5-10 menit untuk proses
imigrasi, begitu pula yang kami rasakan ketika melewati imigrasi Malaysia yang
memang sedari kemarin selalu bebas dari antrian panjang.
Sepanjang perjalanan hanya diisi
dengan perkebunan sawit dan sesekali melawati perkampungan melayu sehingga bisa
dipastikan saya tertidur sepanjang perjalanan ini. Sesampainya kami di Malaka,
kami harus berjalan sekitar 100 meter lagi menuju Fenix Inn Hotel & Apartment. Sungguh
menyenangkan telah memilih penginapan ini, Dengan harga Rp.1jt/ malam kami memperoleh
1 unit apartemen dengan 2 kamar dan 1 sofa bed yang juga cukup untuk dua orang.
Malam ini kami tetap bisa tidur nyenyak ber delapan dalam satu ruangan.
Beginilah susahnya jika berjalan dengan rombongan keluarga karena semuanya
ingin berapa didalam satu kamar. Katanya takut ketinggalan gossip jika kamarnya
berbeda-beda, padahal sehari-hari pun kami masih satu rumah hehehehe.
Setelah menaruh barang, kami pun
segera menuju ke kawasan tourist
attraction. Hanya waktu 10 menit dengan berjalan kaki untuk sampai ke pusat
wisata Melaka. Cuaca sangat panas hari ini, si anak kecil dan neneknya sudah
mulai rewel kepanasan. Sebenarnya kami bisa mengitari seluruh museum dan tempat
wisata bersejarah Melaka dengan berjalan kaki. Namun sangat disayangkan kali
ini harus mengalah demi mood bersama. Kami pun menyewa becak wisata
seharga MYR 40/ becak untuk perjalanan
mengitari sekitar 16 tempat wisata selama 40 menit. Satu becak cukup untuk 2
dewasa dan 1 anak kecil. Lokasi yang pertama yang kami kunjungi adalah Christ Church Malacca. Gereja ini
sepertinya menjadi icon kota Melaka. Bangunannya yang masih asli dari jaman
peninggalan Portugis membuat kesan kota tua begitu lekat dengan bangunan dan
kota ini. Sayangnya, saat siang hari, pelataran gereja dipenuhi dengan tenda-tenda
kaki lima dan becak wisata sehingga berfoto dibagian depan gedung lebih mirip
foto didekat pasar. Cobalah datang saat malam hari, suasannya sungguh berbeda.
Bahkan pelataran sudah bersih sama sekali dari tenda, becak dan sampah turis.
Selanjutnya kami pun melanjutkan
becak trip ini menuju Maritim Museum
Mallaca. Dikawasan ini ada 3 museum yang bisa wisatawan masuki hanya dengan
membeli satu tiket terusan saja. Salah satu yang menjadi ikon wisata adalah
museum maritim yang bentuknya menyerupai kapal-kapal Portugis. Selain museum
maritime, tidak jauh dari situ juga ada wisata kanal/ sungai Melacca. Waktu
perjalanan sekitar 30 menit menyusuri sungai. Paling ok jika naik kapal pada
sore hari karena cuaca sudah tidak terlalu panas, cahaya pun cukup untuk melihat-lihat
keindahan kota Melaka dari sungai pada sore hari.
Selanjutnya kami kembali naik
becak menuju Taman Mallaca. Selama
perjalanan kami melewati gedung observasi yang dikenal dengan nama Taman Sari Tower. Namanya juga tour,
tidak perlu mengharapkan terlalu tinggi becak ini membawa kita berkeliling ke
16 titik wisata yang ada pada gambar. Tentu saja aka nada kata “melintasi”,
jadi yah sekedar melintasi saja. Tapi sekali lagi, mengingat ini adalah
perjalan group maka tenggang rasa adalah nomer satu heheheeh. Setelah
berfoto-foto dan berbelanja souvenir khas Mallaca kami pun beristirahat makan
siang dan kembali ke hotel. Perjalanan selanjutnya akan dilanjut ke pasar malam
yang terkenal di Mallaca.
Nama daerah pasar malam ini adalah Jongker Street. Lokasinya berseberangan
dengan Christ Church Malacca. Dari hard rock café hingga ke ujung jalan Jongker
ini penuh dengan penjualan dari makanan, souvenir hingga berbagai penemuan
terbaru urusan dapur. Tidak ada kendaraan yang dapat melintasi jalan ini dikala
malam, bahkan sepeda sekalipun. Harga yang ditawarkan pun bisa lebih murah dari
kita bisa dapat saat siang hari. Jadi jangan takut, jika tadi siang belum bisa
dapat oleh-oleh yang diinginkan, mencoba jalan-jalan malam di Jongker street
tentu pilihan yang tepat.
Dengan berakhirnya malam ini, tepat jam 12 malam berjalan kembali menuju hotel untuk persiapan menuju Kuala Lumpur keesokan harinya. Untuk menuju Kuala Lumpur sebenarnya ada dua pilihan yaitu dengan bus dari Malacca Central atau menggunakan Mini Van sewaan sekitar RM 422 untuk 7 seater (adult). Karena malam ini terlalu maksimal jalannya, maka kami sepakat untuk menggunakan mini van saja. Meskipun harganya lebih mahal dibandingkan dengan naik bus namun ini menghemat energy kami untuk berpindah dari hotel ke Mallaca Central dan dari KL Central menuju Bukit Bintang. Tinggal naik, duduk manis dan sampai lagi degh *wink.
Klik link dibawah untuk cerita selanjutnya di Kuala Lumpur *wink
0 komentar:
Posting Komentar