Haiii
selamat datang di salah satu kepulauan menakjubkan milik Indonesia. Selain
kepulauan Seribu yang ada di Jawa dan Raja Ampat yang ada di Papua, kepulauan
satu ini memiliki pesona alam yang tidak kalah cantiknya. Nama kepulauan
tersebut adalah Kepulauan
Derawan. Kepuluan ini masih termasuk dalam provinsi Kalimantan Timur, namun
jaraknya yang jauh mengharuskan saya untuk memilih apakah akan melakukan
perjalanan darat selama sekitar 16 jam untuk mencapai kota Berau atau
menggunakan pesawat yang hanya memakan waktu sekitar satu jam perjalanan.
Tentu saja biayanya berbeda. Untung saja ada promo Sriwijaya buy 1 get 1 free
sehingga saya bisa membeli tiket PP seharga Rp.600.000/ ++ untuk perjalanan
pulang pergi Balikpapan - Berau.
Untuk
mencapai kepulauan Derawan, tidak semudah yang saya bayangkan. Perjalanan
pesawat saja tidak dapat langsung membawa saya ke kepulauan tersebut. Masih ada
perjalanan darat dan perjalanan laut yang harus saya lewati. Namun karena
kecapaian setelah kerja dan segala macamnya maka saya dan teman-teman
memutuskan untuk menginap di kota Berau dulu semalam sebelum paginya berangkat
menuju kepulauan Derawan.
Penginapan di Berau |
Keesokan harinya, kami memulai perjalanan pagi-pagi sekali sekitar jam 5 subuh. Bisa dipastikan sebagai backpacker sejati yang sangat peduli masalah alam, saya tidak akan membuang-buang air bersih untuk pagi sepagi itu, kan sebentar lagi saya bisa mandi sepuasnya dilaut *wink. Tepat jam 5 subuh, mobil sewaan yang akan kami gunakan sudah menjemput kami di depan hotel. Harga sewa mobil ini sebesar Rp.600.000 untuk mengantar dan menjemput kami dari pelabuhan Tanjung Batu. Mobil akan mengantar kami ke pelabuhan yang berjarak sekitar 2 jam dari Berau. Sepanjang perjalanan hanya ada hutan dan bekas tambang pasir yang berkilauan ditempa sinar matahari.
Setelah perjalanan selama 2 jam, kami akhirnya sampai di pelabuhan. Kapal yang sudah kami pesan sebelumnya lewat telepon siap mengantar kami berkeliling selama dua hari ke depan. Yah berhubung belum ada jembatan Suramadu yang menghubungkan antar pulau maka harus naik kapal untuk pergi dari satu pulau ke pulau yang lain. Biaya sewa kapal berkapasitas 10 orang selama dua hari sebesar Rp.1.400.000. Pulau pertama yang saya tuju adalah Pulau Derawan karena di pulau ini banyak penginapan murah dan pemukiman warga sehingga lebih mudah mendapatkan makanan dan belanja saat malam hari. Sesampainya di Pulau Derawan, jurus anak jalan-jalan tidak mau rugi adalah simpan tas ciyat sewa snorkeling set ciyat dan kembali ke kapal ciyat ciyat ciyat.
Penginapan di Derawan |
Karena
kami tinggalnya di Pulau Derawan maka, Pulau Derawan berada di prioritas
terakhir untuk dieksplor. Pulau pertama yang saya dan teman-teman akan kunjungi
adalah Pulau Maratua. Namanya boleh berakhiran “tua” tapi sesampainya di pulau
ini maka serasa terdampar di kolam renang. Pulau ini dikelilingi banyak pasir
putih tanpa karang sehingga saat kita berenang maka serasa berenang di kolam
renang. Selain pasirnya yang sangat putih sehingga mirip kolam renang dengan
lantai marmer putih, airnya juga amat jernih sehingga sejauh mata memandang
kita masih bisa melihat teman kita berenang di bawah air dengan jelas. Kalau
melihat foto-foto bawah air di Pulau Maratua ini, yakinlah ini fotonya diambil
di laut bukan di kolam renang semata *wink.
Di Pulau Maratua ini juga
terdapat penginapan kelas menengah ke atas. Nampaknya pernginapan ini juga
satu-satunya penginapan di Pulau ini. Sehingga ada aturan yang amat saya
sesalkan yang berlaku di hotel ini yang amat sangat membahayakan keselamatan pengunjung
lain. “Pihak hotel dilarang menjual makanan dan minuman kepada pengunjung yang
tidak menginap di penginapan tersebut”. What the hahahhahaha, setelah capek
berenang, berjalan menyusuri pantai dan tertawa cekikikan, maka haus pun
melanda. Setiap orang hanya membawa air minum sebanyak satu botol mineral 500ml
yang tentu saja sudah hampir habis diminum. “Apa
yang akan terjadi kepada kami semua di sisa perjalanan sedangkan masih banyak
pulau yang harus kami kunjungi?”
Pulau Kakaban
Pulau Kakaban
Tidak
berlama-lama di Pulau Maratua, pulau berikutnya yang saya dan teman-teman
kunjungi adalah Pulau Kakaban. Setiap pulau tentu punya ciri khas sendiri. Di
Pulau Kakaban ini, saya dapat menikmati dua hal sekaligus, yaitu berenang
diantara karang dan juga berenang di dalam danau. Pertama saya akan
menceritakan tentang berenang di tengah danau. Danau ini terdapat di tengah
Pulau Kakaban. Hal yang menarik dari danau tersebut adalah terdapat banyak
ubur-ubur yang hidup di sana, sehingga saya dapat berenang bersama.
Tidak usah
khawatir karena ubur-ubur yang terdapat di sini bukan ubur-ubur laut dengan
tentakel panjang dan mengeluarkan bisa. Ubur-ubur di tengah danau ini bentuknya
seperti ikon jamur di film kartun. Kepala gede badan gendut dan pendek-pendek.
Saat kita berenang di tengah danau, semakin banyak air danau yang bergemercik
semakin banyak ubur-ubur yang akan mendekati kita. Ceritanya yah seperti kayak
lagi di film barat dimana ada adegan anak-anak SMA yang sedang jatuh cinta
pergi ke tengah danau dan berenang di sana *wink.
Setelah
puas berfoto-foto dengan ubur-ubur cupu ini (karena nggak beracun), kini
saatnya kembali ke laut untuk berenang bersama karang. Saat kembali berjalan
menuju laut, air laut sudah mulai pasang sehingga dari pinggir dermaga kita
sudah bisa langsung berenang tanpa perlu berjalan melewati karang-karang.
Pemandangan bawah laut Pulau Kakaban pun menimbulkan perasaan takjub diselingi
ketakutan tersendiri. Bentuk bawah laut pulau Kakaban ini berupa tebing yang
memiliki kedalaman puluhan meter dibawah laut. Sehingga bagi yang belum bisa
berenang, harus lebih berhati-hati karena arus yang cukup kuat dapat membawa
kita hingga ke atas tebing. Setelah berenang berjam-jam akhirnya kepala saya
pening dan akhirnya saya kembali ke atas kapal terlebih dahulu. Entah petaka
atau kebodohan apa yang terjadi kepada kami sampai-sampai tidak sarapan,
masing-masing cuma bawa air mineral 500ml untuk seharian serta berenang
berjam-jam dan di Pulau Kakaban ini. Jangankan penjual makanan, kehidupan pun
tidak ada ya Tuhan!. Untung salah satu adik teman saya membawa sedus makanan
ringan langsung dari Bangka. Hanya kerupuk ini yang menyelamatkan kami untuk
tetap hidup tanpa kelaparan. Setelah mau mati dehidrasi karena mata sudah
berkunang-kunang, tiba-tiba seorang bapak dari kapal sebelah yang juga
mengantar penumpang muncul sebagai malaikat. Bapak tersebut membawa air mineral
kemasan gelas yang banyak dan dibagi-bagikan untuk saya dan teman-teman.
Akhirnya kami hidup lagi sodara-sodara.
Menjelang matahari terbenam, kami melanjutkan perjalanan menuju salah satu kepulauan yang bernama Pulau Sangalaki. Pulau ini memang harus dikunjungi sore hari karena dalam perjalanan menuju ke pulau Sangalaki tersebut, saya dan teman-teman dapat bertemu dengan segerombolan besar ikan pari yang sedang bermigrasi. Pemandangan tersebut sungguh menakjubkan, karena ikan pari terlihat dimana-mana!. Kalau pandai berenang tidak ada salahnya untuk turun ke dalam laut dan melihat ikan pari berenang (note: mo cari mati kamu? Ekornya pari kan beracun kaliii). Berhati-hati saja dengan arus laut yang sangat kuat disini. Setelah kelompok migrasi ikan pari ini berlalu, perjalanan ke Pulau Sangalaki pun kembali dilanjutkan. Di pulau ini, saya dan teman-teman datang untuk melihat tempat penangkaran penyu. Penyu-penyu tersebut akan dilepaskan kembali ke laut setiap matahari terbenam.
Menjelang
malam, kami segera kembali ke Pulau Derawan untuk beristirahat. Tidak seperti
di Kepulauan Seribu, jarak antara pulau di Kepuluan Derawan ini memakan waktu
sekitar 1 sampai dengan 1,5 jam sehingga setelah seharian, saya dan teman-teman
hanya dapat mengunjungi 3 pulau yang memang selalu menjadi tujuan wisata di
Kepulauan Derawan. Kehidupan malam Kepulauan Derawan ini ternyata ramai juga,
banyak terdapat café, bar dan restoran yang kebanyakan dikunjungi oleh
wisatawan asing. Ada dua tempat makan yang bisa diandalkan rasanya di Pulau
Derawan ini yaitu Restoran Agusty untuk makan Seafood dan Restoran "xxx" lokasinya didekat dermaga masuk derawan. Ini enak untuk makan rasa rumahan dengan anggaran
sekitar Rp.20.000-40.000 sekali makan. Menghabiskan malam yang semakin larut
bersama teman-teman di beranda penginapan yang menghadap ke laut juga sangat
menyenangkan apalagi penginapan ini menyiapkan air panas untuk merebus kopi,
teh dan indomie hingga pagi.
Pulau Derawan
Pulau Derawan
Keesokan
harinya, saya dan teman-teman sudah nongkrong di pinggir dermaga di depan
penginapan kami. Ada sekelompok penyu yang sedang berenang di bawah dermaga.
Betapa beruntungnya kami, karena tidak harus mencari penyu ditengah laut, malah
penyu yang mendekati kami. Untuk memancing penyu datang gunakan daun pisang yang
ujungnya telah diikat sehingga dapat ditarik dari atas dermaga. Ada yang
bertugas menarik-narik daun pisang tersebut dari atas, sedangkan ada pula yang
harus turun mengabadikan moment ini. Secara aklamasi saya memilih diri saya
sendiri untuk bergabung dengan tim bawah laut untuk berenang dan berfoto-foto
dengan penyu. Sumpah yah, yang namany penyu itu bener-bener “unyu” sesuai
namanya. Udah dia yang ukurannnya gede pas berenang-berenang terus
tatap-tatapan mata dengan saya, malah dia yang kabur duluan. Tapi ada juga
penyu yang cuek bebek eh salah cuek penyu. Selama dia makan, mau ada manusia
berapa banyak di sekitar dan dan megang-megang dia tetap aja donk dia anteng
makannya *swt.
Setelah
para penyu ini pergi, maka saatnya juga bagi kami untuk pergi mengitari Pulau
Derawan. Salah satu spot yang harus dikunjungi adalah dermaga
di salah satu penginapan mahal di pulau ini. Tepat di ujung dermaga, ada
pemandangan bawah laut yang jernih, banyak karang dan ikan berwarna-warni yang
benar-benar memanjakan mata. Cobalah salah satu atraksi loncat dari ujung
dermaga, perasaaannya benar-benar what the Huft! Amazing!. Demikian kisah singkat perjalanan ke salah satu pulau cantik di Kalimantan Timur, semoga kamu mempunyai pengalaman yang lebih berkesan lagi. Have a Good Trip *wink
Literary:
Tiket Pesawat Balikpapan-Berau:
Rp. 600.000 - Rp. 1.000.000/ Orang/ PP
Sewa Mobil Berau- Tanjung Batu: Rp. 300.000- Rp 350.000/ sekali jalan
Sewa Kapal dari Tanjung Batu + Keliling Pulau: Rp. 1.400.000 - Rp 1.500.000 / dua hari
Penginapan di Berau: Rp. 250.000, ++/ Malam/ 3-4 Orang
Penginapan di Derawan: Rp. 200.000, ++/ Malam/ 3-4 Orang
Makan: Rp 30.000-Rp. 50.000/ orang/ sekali makan
Contact Person: Susanto (08998715326)
Makan: Rp 30.000-Rp. 50.000/ orang/ sekali makan
Contact Person: Susanto (08998715326)
Cerita oleh Tenri Ake
Editor: Cita Nursyadzaly
8 komentar:
bagus gan..
informasinya bermanfaat terutama informasi harga..
ohya,, di artikel agan tercantum contact person pak susanto,, kira2 pak susanto itu siapa ya? apakah dia org asli derawan yang bisa dimintain info tentang derawan ato siapa gitu gan?
makasih...:)
bukan hiihiih, kmarin yang bantu contact kapal, penginapan di berau dan derawan plus sewa mobilny...semi2 backpacker soalnya jadi minta orang urusin juga :p...selamat berliburannnn
di derawan nginep dimana tuh? 200.00 semalam fasilitasny apa aj?ac,kamar madi dlm?...rencana mo k derawan november bsok,bingung pilih penginapannya
kemarin sih aq ngak pake AC itu yang 200rb, klo yang pakai AC 275rb..kalo mau lebih lengkapnya bisa hubungin contact yang diatas aja hihii :D
mantaap sekali nih ceritanya.. jadi semua bisa diaturin pak susanto itu yaa... thank you ya infonya
iya sama-sama faiz, kalau mau terima beres selama diberau dan derawannya bisa ama contact person diatas...happy holiday yakkk
ASLI. Derawan kece banged! bawannya nagih dan susah move on. Pengen ksana lagi, (ya ga sih?) itungannya juga ga bgitu maha dahsyat mahalnya...
Kalo punya kesempatan jalan ke sana lagi, sekarang udah siap poto-poto selfie pake aplikasi Fotoku
foto fotonya keren banget kak :)
cobain travelling ke dataran tinggi dieng : Paket Wisata Dieng dan penawaran terbatas Paket Wisata Dieng
Posting Komentar