Liburan Idul Fitri kali ini, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi object wisata lain disekitar kota Makassar. Percaya tidak percaya, saya belum pernah sekali pun mengunjungi salah satu pulau kecil yang berada disekitar kota Makassar selama saya tinggal disini. Maklum, saya berasal dari keluarga yang bukan petualang.
Semalam sebelumnya kami menghubungi salah satu nahkoda kapal yang direferensikan oleh teman saya. Kami ingin merental satu kapal pribadi untuk kami, harga yang diberikan oleh nahkoda adalah Rp. 600.000/kapal/8 orang. Jika kamu mau lengkap, kamu bisa mengunjungi pulau Samalona, Khayangan, Gusung Besar, Gusung Kecil (Lae-lae) dan Pulau Kodingareng. Pulau Kodingareng adalah pulau yang terjauh dengan jarak tempuh 20-30 menit. Pulau Samalona adalah pulau terluar kedua dengan jarak tempuh sekitar 10 menit. Sedangkan pulau Khayangan, Gusung Besar dan Gusung Kecil adalah pulau dengan jarak tempuh sekitar 5 menit dari dermaga. Untuk seluruh pulau ini, dapat diakses secara gratis kecuali pulau Khayangan karena telah dikelola oleh pihak swasta. Harga masuk ke Pulau Khayangan Rp40.000,00.
Selepas sholat subuh kami pun segera beranjak menuju dermaga, ada 3 dermaga penyebrangan yang terdapat di kota Makassar ini, semuanya pun berdekatan. Pastikan dengan nahkoda, kalian janjian di dermaga sebelah mana. Tepat pukul 06.00 WITA, kami pun mulai meninggalkan dermaga menuju ke pulau Samalona.
Samalona
Kalau melihat tipikal Pantai Losari yang berwarna cokelat atau hijau tua, tidak menyangka ada pulau pasir putih yang hanya berjarak 15 menit kota Makassar. Pulau ini sudah ramai dihuni oleh penduduk lokal. Bagi penduduk yang bermukim dekat dengan laut, mereka sudah banyak yang membuka warung bahkan penyewaan pakaian renang, google, pelampung dan pin. Kebetulan saya hanya bermodalkan baju renang, jadi untuk peralatan lainnya saya akan menyewa saja. Untuk google dan pin disewa dengan harga Rp50.000/pasang dan untuk pelampung seharga Rp10.000. Sebenarnya bukan pin sih yang disewakan, melainkan water shoes. Percayalah kalian membutuhkan ini, banyaknya karang-karang kasar yang terdampar dipantai membuat pasir dipantai ini masih kasar dan bisa melukai kaki jika digunakan untuk berjalan.
Pulau ini sebenarnya adalah spot untuk diving bukan untuk snorkling. Kisah masa lalu sejarah perusakan karang yang cukup membabi buta menyebabkan daerah sekitar Makassar tidak memiliki karang yang berwarna-warni. Namun dengan giatnya pecinta lingkungan dan tingginya kesadaran penduduk sekitar, semoga beberapa tahun kedepan kita sudah bisa melihat keindahan karang dari jarak 15 menit saja dari kota Makassar. Tapi tidak perlu berkecil hati, masih banyak jenis ikan yang berenang disekitar kita, cobalah untuk berenang lebih jauh dari bibir pantai, disana kita sudah bisa melihat ikan berwarna-warni.
Selain snorkling, kita juga bisa berjalan sekeliling pulau atau hanya dengan menikmati pemandangan pelabuhan Soekarno Hatta dari pulau ini. Karena jaraknya yang tidak jauh, tentu saja pemandangan kota Makassar lengkap dengan gedung tinggi dan cranny masih dapat terlihat jelas dari sini.
Gusung Kecil
Setelah matahari beranjak lebih tinggi, kami memutuskan untuk beranjak ke pulau berikutnya. Pulau Gusung besar dan gusung kecil ini sebelumnya bersambung, namun karena erosi dan lain hal, akhir pulau ini saling berjauhan. Untuk saat ini, pemerintah sedang melakukan pembangunan jalan yang nantinya akan menghubungkan kedua pulau ini kembali.
Berbicara tentang pulau Gusung Kecil, ayah dan adik saya hampir dua kali sebulan datang ke pulau ini. Mereka lebih senang datang dan berenang ke pulau tersebut. Bahkan jangan heran jika diperjalanan kita melihat orang-orang yang berenang dari dermaga menuju ke pulau Gusung tersebut. Bentuk lautnya tidak ada pantai, tinggi air yang paling dangkal saja adalah 100 meter. Di daerah ini lebih mudah untuk melihat ikan berenang kesana kemari. Kalau kalian pernah melihat pasir timbul, maka dipulau ini juga ada hal semacam itu. Daratan berpasir putih juga muncul disekitar pulau.
Karena banyaknya ikan yang berenang disekitar pulau, maka tidak heran jika sepanjang pulau kita banyak menemukan restoran pembakaran ikan. Jadi restoran ini hanya menyediakan nasi, sayur dan sambel serta jasa untuk membakar ikan yang sudah ditangkap atau kita bawa sebelumnya. Sayang arus sudah sangat kuat dan matahari pun sangat menyengat, kami memilih untuk segera mengunjungi pulau berikutnya.
Gusung Besar
Pulau ini sangat pas jika digunakan untuk outing, area pantai yang luas dengan pepohonan yang rindang, sangat pas untuk saya kunjungi di siang hari ini. Diantara ketiga pulau yang lain, spot foto dipulau in bisa dibilang cukup banyak. Dimulai dari warung kosong yang dicat berwarna-warni, rumah pohon, tumpukan batu pencegah abrasi hingga pemandangan pelabuhan Soekarno Hatta dari jarak terdekat.
Saat saya sampai kesini, matahari sudah sangat terik. Sebenarnya saya masih tertarik untuk berenang dipantai, namun tim yang lain sudah tidak bergerak dari spot foto mereka masing-masing. Akhirnya dibandingkan dengan kembali ke air, saya jadinya ikutan berfoto-foto ria disekitar pulau ini. Karena jaraknya yang dekat dengan Makassar, semua pulau sudah berpenghuni jadi tidak perlu takut untuk mencari makan/minum jika tidak membawa perbekalan dari Makassar.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, ayah dan adik saya suka datang ke pulau ini untuk sekedar berenang. Mereka hanya perlu menggunakan kapal yang memang digunakan sebagai transportasi sehari-hari penduduk sekitar. Kita hanya perlu membayara Rp.30.000/orang. Informasikan saja kepada pemilik kapal, jam kepulangan kita dan kapal pun akan siap sedia untuk menjemput kembali.
Kodingareng
Untuk pulau ini telah saya kunjungi setahun sebelumnya namun dalam rangka photo prewedding seorang klien. Pasirnya yang putih dan pemandangan sunrise maupun sunsetnya yang memukau membuat banyak orang yang datang pada pagi hari maupun sore hari untuk menikmati pemandangan tersebut.
Di pulau ini, belum ada penduduk lokal, sehingga jika kalian berencana untuk camping di pulau tersebut, harus bawa makanan dan minuman sendiri dari kota. Untuk foto sih, pulau ini akan sangat memukau, namun jika kunjungi langsung pulau ini ramai dengan sampah. Begitulah jika yang datang untuk berlibur maupun camping untuk melihat alam tapi tidak menyayangi alam itu sendiri. Lebih baik sih seluruh pulau mengenakan biaya masuk untuk mengaji satu orang pegawai dinas kebersihan untuk masing-masing pulau. Rasanya itu lebih menyenangkan untuk semua orang, cara ini sukses dilakukan oleh pemerintah DKI terhadap pulau Onrust maupun pulau Kelor.
Demikianlah informasi mengenai beberapa pulau yang kalian bisa kunjungi selagi berada dikota Makassar. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya dikota Daeng *bhay
0 komentar:
Posting Komentar