Minggu, 23 Juli 2017

Raja Ampat Day 2 - Wayag dan Konservasi Hiu

Selamat pagiiiiii,


Hari ini kita akan melanjutkan perjalanan ke daerah Wayag. Wisata hari ini sebenarnya lebih banyak wisata kering, apa daya cuaca hari ini mendung tak berhujung. Doa dikencangkan, niat dibulatkan dan keyakinan dikuatkan semoga hari ini perjalanan kami lancar dan bisa naik ke puncak Wayag 1 dan Wayag 2 dengan lancar dan selamat.

Wayag 2

Perjalan pertama selama 1 s.d 1.5jam berangkat dari Prajas menuju Wayag 2. Perjalanan kami dimulai dengan terik, namun setelah 1 jam perjalan kami melihat daerah dengan langit yang luar biasa gelapnya, seperti ada badai ditengah lautan. Harap-harap cemas karena kapal kami melaju kencang menuju badai tersebut. Ternyata selang berapa lama kemudian, kapal mulai berbelok menjauhi badai dan memasuki kawasan wayag. Kawasan wayag ini terdiri dari beberapa pulau kecil yang bentuknya seperti perbukitan kars sehingga jika kita berfoto didaerah ini akan banyak ditemui pulau-pulau berbentuk pion-pion.


Terima kasih karena cuaca teduh tidak cerah dan tidak pulau hujan, akhirnya kami pun berkesempatan untuk dapat naik ke wayag 2. Yang akan kita naiki ini adalah bukit kars sehigga kapal hanya bersandar dipinggir kars. Selanjutnya kami satu persatu akan naik dari kapal langsung ke bebatuan. Tinggi wayag ini berkisar +/-120 meter. Medan yang dilewati dengan kemiringan 45' (penuh tanjakan), terkadang kami pun harus jalan menyamping mengikuti track.




Tidak terasa perjalan sudah memakan waktu 30 menit, akhirnya kami pun sampai diatas Wayag 2. Rasa lelah segera tergantikan dengan pemandagan yang sebelumnya hanya bisa kita nikmati lewat instagram dan sejenisnya.



Setelah menghabiskan waktu sekitar 1 jam diatas puncak wayag 2, kami pun beranjak turun. Satu hal yang saya pikirkan pada saat naik bukan tentang bagaimana cara saya mencapai puncak, tetapi "bagaimana caranya kita turun sebentar yah". Dan benarlah terbukti apa yang saya pikirkan. Celana saya robek selebaran pantat saat harus turun dari Wayag 2. Cara saya turun yang lebih memilih posisi duduk menghadap kedepan dibandingkan posisi mendaki turun menyebabkan banyak gesek-gesekan didaerah tersebut.

Terima kasih kepada dalaman bunga-bunga eks bikini jaman bahela yang terpangpang disana sehingga bisa jadi hiburanlah bagi yang melihat *haahhahahahaaha

Wayag 1


Selanjutnya perjalanan kami menuju wayag 1 yang tidak terlalu jauh jaraknya dari Wayag 2. Sesampainya di Wayag 1, semangat beberapa teman-teman sudah berkurang, tenaga pun sudah terkuras banyak. Dari hasil poling hanya 2 dari 10 orang yang akan ikut naik ke Wayag 1. Lebih banyak crew daripada pesertanya. Namun berbekal matra-mantra ajaib "kapan lagi, mumpung disini udah jauh-jauh udah 4.5jt", akhirnya 7 dari 10 orang rombongan akan naik ke Wayag 1. Tinggi Wayag 1 ini sekitar 120 s.d 130 meter dengan jalan yang lebih landai dibandingkan dengan pendakian sebelumnya. But hold your breath untuk 15 meter terakhir karena kita akan panjat tebing. Tinggkat kemiringan 5' dengan medan kars tajam. Kami harus kembali berjalan kekanan sebelum memanjat 
tembok kars ini.


Sesampainya diatas, rasa syukur yang lebih lagi dan tepatnya terharu melihat perjalanannya. Untuk yang meragukan diri mereka selama memanjat ingat saja kalau kami semua bukan anak gunung bahkan bukan anak yang suka olah raga. Namun kami semua bisa sampai diatas dengan selamat, tak masalah meskipun berat badan nyampai diangkat 100kg *wink. 


Area landai diatas puncak Wayag 1 tidak seluas Wayag 2. Jalannya sempit, berliku dan tebing dikiri kanan. Untuk mendapatkan pose yang Wayag 1 banget pun, itu harus pakai perjuangan. Terima kasih kepada guide kami yang sangat mendedikasikan dirinya demi ciamiknya isi istagram dan social media kami semua hahahahahaha.



Sayangnya meskipun usaha untuk sampai ke atas lebih banyak, namun waktu yang kami habiskan justru lebih sedikit. Awan hitam sekarang sedang berarak-arak menuju kekami, sebentar lagi hujan badai nampaknya akan pindah ke lokasi ini. Kami pun turun dalam keadaan hujan, meskipun banyak pepohonan yang melindungi kami, namun karena hujannya cukup deras, maka kami tetap basah.

Konservasi Hiu

Hujan pun turun dengan derasnya hingga kami berlarian naik ke dermaga konservasi hiu. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Kami pun menghabiskan waktu untuk makan siang sambil menunggu hujan reda. Tidak lama kemudian kami telah selesai makan siang dan hujan pun mulai reda, meskipun masih ada rintik hujan yang masih turun.

Satu persatu kami turun untuk snorkling, tiba-tiba beberap orang berlarian kembali kedarat karena ada hiu yang juga berenang bersama kami. Tentu saja kami akan berenang bersama hiu, karena wayag ini adalah daerah konservasi hiu. Berbeda dengan konservasi hiu di karimun jawa. Hiu disini dibiarkan hidup dialam liar bukan dikolam. Kebanyakan hiu yang ada disini adalah hiu putih. Rasa takut dan was-was tetap menghampiri meskipun guide memastikan kami aman berenang bersama hiu. Spot snorkling berikutnya mengharuskan kami berenang ke daerah yang lebih dalam. Kami pun satu persatu menuju ke daerah yang ditentukan sambil tetap berdoa kami tidak perlu berpapasan dengan hiu :(
Ditengah lautan ini ada yang tetap kembali free diving, ada yang tetap mencoba free diving sedangkan saya hanya menikmati terombang ambing dilautan sambil sibuk merekam karang bawah laut.

Ada Nemo di Pinggir Pantai

Sore pun tiba dengan cepat, kami kembali kebibir pantai untuk menyambut hiu. Kelihatannya kali ini kami cari masalah. guide kami telah mempersiapkan daging ikan mentah dengan darah-darahnya yang masih berceceran. Tidak perlu menunggu cukup lama, begitu darah ikan mengucur ke dalam air laut, seketika itu pun hiu pertama, kedua, ketiga hingga belasan hiu baik besar maupun kecil datang menghampiri kami. Traadaaaaa photo spot pun sudah tersedia, satu persatu dari kami disuruh masuk kedalam air kemudian guide akan melemparkan potongan ikan tersebut disekitar kami agar hiu-hiu berenang mengelili kami dengan riang gembira. 


Lemparan yang terlalu dekat bisa membuat posisi mulut hiu tepat 5 cm dari selangkangan, atau paha kena kibasan ekor yang rasanya sudah seperti diterkam (langsung kabur melipir kebibir pantai). Pada dasarnya hiu hanya memakan ikan yang sudah mati atau dengan suhu badan yang berbeda dengan ikan lain. Jadi untuk yang luka ringan atau bahkan haid, tidak dipermasalahkan untuk turun (1 teman luka kena karang, satu teman baru kelar datang bulan). 

Hingga hari kedua, liburan ini sungguh olah raga sih, mari kita akhiri olah raga panjat gunung dan olah raga jantung kita kali ini. Saya Bahagiaaaaaaaaa!

Sampai jumpa di Raja Ampat day 3 *wink
http://makansambiljalan.blogspot.co.id/2017/07/raja-ampat-day-3.html

Photo by: Putu Wijaya (team)
Tenri Ake

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Makan sambil Jalan *wink. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver